“Aku kesel banget banget sama doi, dia cuekin aku dan  lebih milih main  games dibandingkan bales chat aku. Dia gapeduli banget sama aku, kalo kaya gini terus-terusan  rasanya mau putus aja deh”

“Hmm…”

“Ra kamu gak dengerin aku cerita ya? :(“

Pernahkah kamu berada dikondisi seperti itu ? Saat lagi serius cerita ke temanmu tetapi temanmu justru gak serius mendengarkan dan sibuk memainkan gadgetnya? Pasti rasanya menyebalkan banget yah gengs? atau justru dirimu sendiri yang melakukan hal itu, saat temanmu sedang bercerita? Hal itu bisa terjadi mungkin karena kurangnya kemampuan menjadi pendengar yang baik. Eitsss,, tapi tenang dulu, menjadi pendengar yang baik ternyata bisa dilatih lohh dengan menggunakan metode active listening. Apasih itu active listening? Yukk kita cari tahu bareng-bareng gengs..

Active Listening
Active Listening adalah cara mendengarkan perkataan orang lain yang melibatkan perhatian dan fokus yang penuh pada apa yang dikatakan dengan tujuan utama dapat memahami pembicaraan. Jika kita tidak mendengarkan secara aktif, kita akan cenderung melewatkan pesan yang sebenarnya. Dengan menerapkan active listening pada diri sendri, kamu akan dapat belajar menjadi pendengar yang baik dengan bersungguh-sungguh mendengarkan dan berempati kepada lawan bicara mu.

Cara yang Bisa Kamu Lakukan dalam Menerapkan Active Listening
Mungkin menjadi pendengar yang baik bukanlah hal yang mudah, tetapi kita bisa melatih diri kita agar terbiasa menjadi pendengar yang baik untuk orang terdekat kita saat mereka bercerita, berikut langkah-langkah yang bisa kamu coba agar bisa menjadi pendengar yang baik dengan menggunakan kemampuan active listening :

  1. Dengarkan tanpa membuat penilaian atau mengambil posisi tentang suatu masalah. Dapatkan pemahaman tentang situasi dari sudut pandang orang lain.
  2. Biarkan pembicara menyelesaikan pikirannya tanpa interupsi. Mungkin diperlukan beberapa latihan sebelum dapat mengetahui berapa lama harus menunggu sebelum membuat beberapa jenis tanggapan. Jika tidak yakin, lebih baik menunggu terlalu lama daripada berbicara terlalu cepat dan mengganggu pemikiran pembicara.
  3.  Tunjukkan bahwa perhatian kamu terfokus. Lakukan kontak mata, condongkan tubuh ke arah pembicara saat minat kamu terhadap pembicaraan memuncak, dan bagikan humor apa pun dengan senyuman atau respons alami lainnya.
  4. Ulangi apa yang kamu dengar untuk memeriksa kebenarannya. Gunakan kata-kata yang tepat dari pembicara , jika ragu bahwa kamu telah mendengar dengan benar; lebih sering, lebih baik mengungkapkan kembali apa yang dikatakan oleh pembicara
  5. Ajukan pertanyaan jika kamu tidak memahami apa yang dikomunikasikan oleh pembicara, terutama saat kamu mencoba memahami poin utama pernyataan mereka.
  6. Berikan ringkasan singkat untuk menunjukkan bahwa kamu telah mendengar dan memahami apa yang dikatakan.
  7. Opsional: Sebagai langkah terakhir, tetapi tidak lebih awal, kamu dapat memilih untuk berbagi situasi serupa yang pernah kamu alami atau pandangan kamu sendiri tentang masalah tersebut. Kamu bahkan dapat berbagi pendapat yang sama sekali berbeda dari yang diungkapkan, selama berbagi itu dilakukan setelah kamu memahami apa yang dikomunikasikan kepadamu.

Hal yang Harus Kamu Hindari Selama Menerapkan Active Listening
Sebaiknya saat kamu menerapkan active listening, kamu nggak melakukan hal ini yah gengss..

  1. Menyela kalimat. Bahkan jika ada jeda yang lama, kita harus menunggu pembicara menyelesaikan ceritanya terlebih dahulu.
  2. Gagal melakukan kontak mata. Putusnya kontak mata adalah hal yang normal dan diharapkan, tetapi kurangnya kontak mata menunjukkan kurangnya perhatian.
  3. Terganggu oleh pikiran lain, atau kejadian di sekitar, dan kehilangan fokus. Melamun sambil berpura-pura mendengarkan mungkin hanya akan membuat pembicara frustasi.
  4.  Terlalu fokus pada detail tertentu, atau bertanya tentang detail kecil yang mengalihkan perhatian dari sudut pandang pembicara.
  5. Mengubah topik pembicaraan secara tiba-tiba. Ini termasuk menyela tentang “sesuatu yang serupa yang terjadi pada saya.”
  6. Membuat lelucon atau komentar sarkastik yang mengalihkan perhatian dari poin-poin yang dibuat. Simpan humor untuk percakapan nanti.

Seringkali, teman terdekat kita hanya perlu didengarkan tanpa perlu dihakimi atau digurui. Hal itu sebagai bentuk untuk melampiaskan rasa frustrasinya dan mengetahui bahwa kamu cukup peduli untuk mendengarkan, meskipun tidak ada yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki masalahnya. Mendengarkan dengan penuh perhatian mungkin merupakan hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan hubungan  yang lebih erat dengan orang terdekat dan terhindar dari kesalahpahaman dalam beromunikasi. Kita semua perlu didengar oleh orang terdekat kita, terlepas dari apakah kita benar atau salah, dan rasional atau tidak rasional. Apapun situasinya, proses mendengarkan memiliki kemungkinan besar untuk mengubah hubungan ke arah yang positif.

Referensi :

https://www.psychologytoday.com/us/blog/in-it-together/202006/active-listening-skills

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *