Halo semua!
Apakah dalam hubungan kamu pernah merasakan ketidakselarasan dengan pasangan? Bisa jadi bukan orangnya yang bermasalah lho! Tapi masalah justru terletak pada “attachment style”. Apa itu attachment style? Ini merupakan gaya keterikatan pada pasangan. Kuy, lebih lanjut kita kenalan dengan attachment style, sambil mempertimbangkan kira-kira apakah penting dalam hubungan kita? Yuk, simak!
Attachment style merupakan cara membentuk dan memberikan respon keterikatan secara emosional terhadap orang lain, dalam hal ini tentu adalah pasangan kita. Terdapat empat macam gaya keterikatan dalam teori psikologi, diantaranya adalah: secure (aman), anxious-preoccupied (cemas), dismissive-avoidant (menghindar), dan fearful-avoidant (takut-takut). Attachment style atau gaya ketertarikan mulai terbentuk saat kita masih kecil, lho. Proses pembentukannya berasal dari pengalaman pengasuhan bersama orang tua kita.
Gaya keterikatan dalam hubungan dapat mempengaruhi cara berkomunikasi antarpasangan, cara mengatasi permasalahan, dan cara berekspresi terhadap kasih sayang. Misalnya, gaya secure, maka orang dengan gaya keterikatan ini akan merasa sangat nyaman dalam hubungan dan tampak dapat mengandalkan pasangan. Memahami gaya keterikatan secure ini kamu bisa dengan membayangkan bahwa ada orang yang pasangannya selalu bisa diandalkan dan full support banget secara emosional kapanpun dibutuhkan.
Selanjutnya, orang dengan gaya keterikatan anxious-preoccupied akan lebih sering membutuhkan kepastian dari pasangannya, karena merasa tidak aman, rasa cemas berlebihan. Misalnya, ada orang yang rajin banget ngecek ponsel pasangannya cuma untuk memastikan bahwa mereka gak lagi dalam masalah. Repot banget kan ya?
Berbeda pula dengan gaya keterikatan dismissive-avoidant, orang dengan gaya ini cenderung menjaga jarak dengan pasangan untuk membatasi keterikatan diri secara emosional, dalam artinya tidak ingin terlalu bergantung. Ini bisa terlihat misalnya ketika pasangan sering menghindar kalau diajak diskusi mendalam mengenai masalah dalam hubungannya, hanya untuk save condition secara emosional. Gaya keterikatan terakhir adalah fearful-avoidant, ini merupakan perpaduan antara cemas dan menjaga jarak, orang dengan gaya ketertarikan ini pengen dekat dengan pasangan, tapi juga mempunyai rasa khawatir dengan keterikatan mendalam. Ini biasanya menarik diri dari kedekatan yang intens karena takut terluka, biarpun hatinya merasa ingin selalu dekat dengan pasangan.
Nah, bagaimana nih kalau misalnya orang dengan gaya keterikatan anxious-preoccupied menikah dengan orang yang gaya keterikatannya dismissive-avoidant? Satunya menghindar, sedangkan pasangan satunya membutuhkan kepastian! Potensi konflik dalam hubungan menjadi lebih besar bukan? Misalnya, pasangan dengan gaya keterikatan anxious-preoccupied bisa merasa diabaikan dan semakin cemas ketika pasangannya dismissive-avoidant malah menarik diri dari keintiman hubungan. Yuk, kita pahami lagi ulasan gaya keterikatan ini dari sisi ilmiah yang dibawa oleh pakar!
Penelitian Simpson, J. A., & Rholes, W. S. (2017) menemukan bahwa pasangan dengan gaya keterikatan secure, menunjukkan hubungan yang stabil dan bahagia dibandingkan dengan pasangan yang memiliki gaya keterikatan anxious atau avoidant. Temuan tersebut diperkuat dengan penelitian Hazan, C., & Shaver, P. (1987) yang menyebutkan bahwa orang dengan gaya keterikatan secure memiliki kecenderungan untuk lebih positif dalam memandang konteks hubungan terhadap pasangan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa attachment style dalam hubungan dapat memberikan pengaruh terhadap kebahagiaan dan kestabilan hubungan berpasangan.
Bukan hanya itu saja, lho. Penelitian lain dari Mikulincer, M., & Shaver, P. R. (2010) juga menemukan bahwa dalam menangani masalah juga dipengaruhi oleh attachment style pasangan. Lebih lanjut penelitian tersebut mengemukakan bahwa orang dengan gaya keterikatan secure mempunyai teknik dalam menyelesaikan masalah secara konstruktif (bersifat membangun atau positif). Ini nampak bertolak belakang dengan orang yang gaya keterikatannya anxious atau avoidant yang tampak lebih destruktif, yang tampak menghindari masalah.
Nah, setelah mengenal attachment style dan mengetahui apa pengaruhnya terhadap hubungan, tidak ada salahnya pengetahuan ini kita terapkan dalam hubungan dengan pasangan kan? Caranya gampang kok. Simak sampai habis, ya!
Kenali attachment style antarpasangan
Ini bisa kamu lakukan bersama pasangan dengan cara ikut tes gaya keterikatan, bisa secara online maupun ofline bersama profesional (Psikolog). Dengan mengetahui gaya keterikatan satu sama lain, ini bisa menjadi langkah awal untuk memahami kebutuhan emosional antarpasangan.
Membangun gaya keterikatan secure
Jelas, gaya keterikatan ini sangat bersifat positif dan dapat diandalkan untuk membuat hubungan lebih bertumbuh karena mampu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
Menggunakan pengetahuan attachment style untuk mengatasi konflik
Cara kita dan pasangan merespon masalah bisa dipengaruhi oleh gaya keterikatan. Ini menjadi pengetahuan kunci, agar kita fokus pada solusi ketika sedang dalam konflik.
Jadi jelas ya, bahwa dengan memahami attachment style kita dapat membuat hubungan menjadi lebih kuat. Tentu dengan cara saling mengenal attachment style antarpasangan, sehingga dapat lebih memahami pula kebutuhan emosional dan membuat hubungan menjadi lebih tentram dan penuh cinta.
Happy with your love, guys!
Referensi:
Hazan, C., & Shaver, P. (2017). Romantic love conceptualized as an attachment process. In Interpersonal development (pp. 283-296). Routledge.
Hazan, C., & Shaver, P. (1987). Romantic Love Conceptualized as an Attachment Process. Journal of Personality and Social Psychology, 52(3), 511-524.
Mikulincer, M., & Shaver, P. R. (2010). Attachment in adulthood: Structure, dynamics, and change. Guilford Publications.
Simpson, J. A., & Rholes, W. S. (2017). Adult attachment, stress, and romantic relationships. Current opinion in psychology, 13, 19-24. https://doi.org/10.1016/j.copsyc.2016.04.006