Meningkatnya awareness soal kesehatan mental dewasa ini merupakan berita baik buat banyak orang. Semakin banyak orang yang paham kalau kesehatan mental itu penting, dan masing-masing individu bahkan punya kendali untuk menjaganya. Kalau sekiranya dihadapkan pada sesuatu yang bikin nggak nyaman, terasa mengganggu, langsung skip sebab itu dirasa bisa jadi masalah buat kesehatan mental.

Tapi, apa benar menghindari berbagai hal begitu adalah bagian dari menjaga kesehatan mental diri sendiri? Sampai sejauh mana ukuran ‘hal mengganggu’ yang bisa jadi masalah buat kesehatan mental? Memangnya, apa definisi dari mental yang sehat itu sendiri?

Ada baiknya, lihat lagi apa itu sehat mental yang sebenarnya. Mana tahu, pemahaman yang selama ini kamu atau kita semua pegang masih belum tepat. Simak uraiannya, ya!

Apa Definisi dari Sehat Mental yang Sebenarnya?

Keadaan mental yang sehat didefinisikan secara beragam. Yang jelas, sebaiknya nggak diartikan selewat aja berdasarkan pandangan pribadi. World Health Organization (WHO) dan ahli serta akademisi memaparkan sekian banyak definisi mental yang sehat.

Pertama-tama, World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat mental sebagai kesejahteraan (well-being) di mana individu mengetahui kemampuannya, bisa mengatasi stres dalam taraf normal di kehidupan, bisa bekerja secara produktif, dan mampu berkontribusi di lingkungannya. Menninger (dalam Dewi, 2012), individu yang sehat mental adalah mereka yang mampu menahan diri, menunjukkan kecerdasannya, bertenggang rasa, serta punya hidup yang bahagia.

Tapi, mendefinisikan kesehatan mental nggak semudah ungkapan ‘perut kenyang hati pun senang’. Mental yang sehat nggak sama dengan mental yang ‘senang’. Meski identik dengan kata ‘bahagia’, sehat mental bukan semerta-merta bahagia karena menghindari hal-hal yang nggak bikin bahagia. ‘Kontribusi di lingkungan’ sebagaimana definisi sehat mental menurut WHO udah cukup menyiratkan kalau sehat mental juga berkaitan dengan bagaimana seseorang berlaku di lingkungan, atau bersikap terhadapnya.

Benar, kamu memang berhak atas apa yang mau atau nggak mau kamu lakukan. Tapi apakah kamu udah cukup paham soal alasan di balik keengganan itu? Jangan-jangan bukan karena kamu tahu kalau suatu hal itu bisa mengganggu kesehatan mentalmu, tapi kamu yang nggak berani meninggalkan keadaan yang bikin kamu senang-senang aja.

Apakah rasa nggak nyaman selalu buruk? Nggak selalu. Ibarat di suatu waktu kamu bertemu dengan orang lain yang punya opini berbeda denganmu. Opini yang berbeda itu bikin kamu terganggu. Nggak nyaman. Tapi begitu ditelaah lagi, rupanya opini berbeda itu ada benarnya atau bikin kamu jadi lebih berpikiran terbuka, dan itu bisa terjadi karena kamu nggak keburu menghindari perbedaan opini itu.

Analogi ini bisa juga diterapkan untuk memahami kesehatan mental. Barangkali sesuatu memang perlu dihindari begitu teridentifikasi sebagai hal yang toxic bagi mentalmu. Tapi kalau keburu menghindar atas rasa nggak suka atau nggak nyaman, rasanya itu bukan bagian dari tenggang rasa, kontribusi terhadap lingkungan, ataupun memahami dan menahan diri yang tercakup ke dalam definisi sehat mental. Jadi, gimana cara menjaga kesehatan mental diri sendiri tanpa harus salah kaprah sama definisi sehat mental itu sendiri?

Tips Sehat Mental ‘yang Sehat’

Masih banyak ‘cara sehat’ agar sehat mental, lho. Tentunya didukung oleh hasil penelitian yang memang membuktikan kalau hal-hal yang bakal disebutkan berikut ini bisa menunjang kesehatan mental. Di antaranya:

1. Bersyukur

Rasa syukur berkaitan dengan kesehatan mental. Orang yang bersyukur merasakan lebih sedikit stres, risiko insomnia, punya imun tubuh yang lebih baik, bisa membentuk hubungan yang lebih sehat dengan orang lain, dan seterusnya. Dengan menemukan terlebih menuliskan satu hal untuk disyukuri setiap harinya, kamu sudah mulai berkontribusi menjaga kesehatan mental dirimu sendiri.

2. Berteman

Manusia membutuhkan manusia lain dalam hidup, kata sebuah ungkapan. Rupanya demikian pula dalam menjaga kesehatan mental. Berteman, terlebih bersahabat dengan orang lain, sudah dibuktikan penelitian bisa mengurangi risiko kesepian, bikin lebih menghargai diri sendiri, bahkan berkaitan sama kebahagiaan.

3. Terapkan Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat mencakup makan makanan bergizi dalam jumlah cukup, tidur teratur, dan olahraga teratur. Kesehatan fisik dan kesehatan mental saling berhubungan. Lagipula, produktif dan berkontribusi di lingkungan baru bisa dilakukan dengan maksimal dalam kondisi tubuh prima. Menerapkan pola hidup sehat termasuk langkah menjaga kesehatan mental.

Beberapa hal bisa kelihatan toxic di awal sampai penginnya langsung menghindar aja. Tapi dengan telaah lebih lanjut, boleh jadi nggak begitu kenyataannya. Soal kesehatan mental, ada baiknya untuk memahami betul definisinya supaya nggak sembarang berpersepsi. Kira-kira apalagi contoh salah kaprah soal sehat mental?

Referensi:

Dewi, S. K. (2012). Kesehatan Mental. Semarang: UPT Undip Press.

https://www.psychologytoday.com/us/blog/women-s-mental-health-matters/201510/9-ways-you-can-improve-your-mental-health-today

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *