Pernahkah kamu bertemu dengan orang yang perfeksionis? Atau jangan-jangan kamu sendiri adalah seorang perfeksionis? Saat mengerjakan sesuatu selalu ingin sempurna, rapih, dan teratur. Karena selalu ingin sempurna dalam menyelesaikan pekerjaan, tak jarang orang yang memiliki sifat ini selalu mencegah dirinya membuat kesalahan. Bahkan terkadang rela mengulang pekerjaan dan memulai pekerjaan dari awal lagi, demi pekerjaanya sempurna dan tidak ada kesalahan satu pun. Sifat ini seringkali membuat mereka menunda pekerjaan dan lama dalam menyelesaikannya. Bagi sebagian orang memiliki sifat ini ialah suatu keberuntungan karena bisa melakukan sesuatu dengan sempurna, tapi tak jarang buat mereka yang memiliki sifat ini justru membuat batin mereka tersiksa karena harus menyelesaikan pekerjaan secara sempurna. Lalu, sebenarnya menjadi seorang yang perfeksionis itu baik atau buruk sih? Yukk simak sampai habis, akan kita kupas tuntas!

Perfeksionis
Perfeksionis adalah dorongan yang terus-menerus dalam diri seseorang untuk memiliki segala sesuatu yang berjalan dengan sempurna, misalnya dalam hal akademik dan kehidupan sehari-hari. Ternyata, menjadi seorang perfeksionis itu baik selama sikapmu itu termasuk ke dalam perfeksionis adaptif.

Perfeksionis adaptif adalah tipe perfeksionis yang sehat dan terarah.  Seseorang yang memiliki jenis perfeksionis ini akan memiliki standar tinggi untuk diri sendiri maupun orang lain, mereka cenderung sangat teliti dan gigih dalam menghadapi kesulitan. Mereka juga tidak bereaksi berlebihan saat menemui kegagalan atau ketika tidak semua tujuannya terpenuhi. Perfeksionis adaptif fokus pada hal positif dan memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan baik. Perilaku ini juga cenderung dikaitkan dengan kesehatan psikologis yang baik, serta prestasi yang tinggi, baik di sekolah ataupun di tempat kerja. Sedangkan sifat perfeksionis akan menjadi buruk untuk dirimu, saat sifatmu sudah termasuk ke dalam jenis perfeksionis maladaptif.

Perfeksionis maladaptif adalah tipe perfeksionis yang terlalu berlebihan dan tidak sehat. Perfeksionis jenis ini cenderung terlalu sibuk dan terlalu fokus memikirkan kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Selain itu, mereka merasa ketakutan akan melakukan kesalahan, terlalu memikirkan harapan tinggi orang lain terhadapnya, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, takut terhadap penolakan, merasa tidak yakin dengan diri sendiri, tidak yakin apakah upaya yang dilakukannya sudah tepat. Dikatakan tidak sehat, karena perilaku ini cenderung menimbulkan reaksi yang berlebihan, bisa menyebabkan stres, dan berujung depresi. Misalnya, saking takutnya tidak dapat memenuhi harapan orang lain, perfeksionis tipe ini dapat mengalami sakit perut yang intens ketika ingin menjalani tes atau melakukan presentasi. Perilaku perfeksionisme maladaptif sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, termasuk merasa tidak bahagia, merasa rendah diri yang berlebihan, gangguan makan, insomnia, hingga gangguan obsesif komplusif. Lalu, bagaimana cara untuk mengelola sifat perfeksionis agar tidak maladaptif?

Cara Mengelola Sifat Perfeksionis Agar Tidak Maladaptif
Tidak mudah untuk mengubah seseorang yang memiliki sifat perfeksionis. Tetapi sifat ini bisa dikurangi dengan mulai mencoba beberapa langkah dibawah ini, yaitu :

  1. Jangan berharap terlalu tinggi dan cobalah untuk menerima orang lain apa adanya. Sadarilah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, serta dapat membuat kesalahan.
  2. Usahakan agar jangan sampai kelelahan, dan sebisa mungkin hindari perasaan kesepian, marah, atau lapar. Orang dengan perfeksionisme akan merasa lebih cemas dan gelisah dalam kondisi-kondisi tersebut.
  3. Kurangi memandang rendah diri sendiri.
  4. Menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya.
  5. Menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang terdekat.
  6. Cobalah untuk menetapkan tujuan yang lebih realistis dan dapat dicapai, serta fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu.

Jadi kamu termasuk kedalam tipe perfeksionis yang mana? bila sifat perfeksionismu sudah sangat membuat dirimu gak nyaman, mangganggu kebahagiaan hidupmu, dan mengganggu kesehatan mentalmu, kamu bisa banget loh untuk berkonsultasi ke psikolog agar mendapatkan penanganan yang lebih tepat.

Referensi :

https://www.psychologytoday.com/us/blog/inside-out/201311/4-difficulties-being-perfectionist
https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-athletes-way/201802/self-compassion-counterbalances-maladaptive-perfectionism
https://www.everydayhealth.com/depression/being-a-perfectionist-can-make-you-depressed.aspx
https://www.healthline.com/health/perfectionism
https://www.verywellmind.com/what-is-perfectionism-2510538https://www.verywellmind.com/signs-you-may-be-a-perfectionist-3145233

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *