Sebagai orang tua khususnya bu ibuk yang memiliki anak balita, pasti sudah tidak asing lagi dengan kondisi dimana anak marah, menjerit-jerit sambil menangis di tempat umum. Misalnya, moms mengajak sang buah hati jalan-jalan ke mall dan dia meminta sebuah mainan. Tetapi moms berkata tidak, karena mainan dirumah sudah banyak. Lalu sang buah hati mulai menangis, menjerit-jerit, dan berguling-guling di lantai mall karena permintaannya tersebut tidak dirututi, kondisi ini dinamakan dengan tantrum. Terkadang, sebagai seorang ibu kondisi ini ialah sebuah tantangan tetapi yang perlu moms ketahui kondisi ini ialah hal yang wajar terjadi pada anak. Nah moms, apasih tantrum? usia berapa tantrum muncul pada anak? bagaimana cara mengatasinya?  yuk kita belajar~

Tantrum
Tantrum adalah bentuk protes anak pada orang tua, dimana setiap kali orang tua menolak atau tidak mengizinkan keinginannya untuk memiliki sesuatu, melakukan sesuatu, atau pergi ke tempat yang dia inginkan, dia akan marah. Tangisan, jeritan, teriakan, dan gigitan  muncul begitu saja, pada saat orang tua berkata “tidak”. Intinya, tantrum bisa terjadi karena adanya konflik antara hubungan orang tua dan anak, saat anak menginginkan sesuatu, dan orang tua menentangnya.

Tantrum biasanya terjadi pada masa pertumbuhan balita, umumnya berusia 0-3 tahun. Pada tahap perkembangan ini, anak kecil kekurangan kata-kata yang dia butuhkan untuk mengekspresikan dirinya, jadi dia berkomunikasi dengan menggunakan tubuhnya. Jika orang tua menolak untuk menggendongnya, dia mungkin akan segera menjatuhkan dirinya ke tanah sambil menangis dan menjerit. Bila anak sedang tantrum seperti ini, apa orang tua harus mengabaikan dan meninggalkannya atau justru harus diladenin?

Bagaimana Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak?
Pada saat anak tantrum, jangan mendiamkan anak tanpa ada interaksi sama sekali. Keadaan ini akan membuat anak berpikir bahwa mereka ditinggalkan dan ditolak serta merasa tidak disayang. Oleh sebab itu, kita bisa mendiamkan anak yang sedang tantrum dengan cara :

  1. Berikan waktu dan ruang untuk anak menenangkan diri, katakan bahwa kita ada disini untuknya.
  2. Menunggu waktu yang tepat untuk bisa memeluk dan menenangkannya.
  3. Menunggu anak meredakan emosinya sambil mengatakan bahwa kita memahami apa yang dirasakannya. Sehingga anak merasa diperhatikan dan disayangi.
  4. Menunggu anak tenang, baru berbicara bersama mengenai apa yang mengganggunya
    dan sama-sama mencari cara membantu memecahkan masalah yang dihadapi sang anak.

Jadi sebagai orang tua kita tidak perlu khawatir lagi yaa moms saat menghadapi anak tantrum, karena sudah tahu apa yang perlu dilakukan. Mari mulai lebih tenang dalam meghadapi anak yang sedang tantrum, tarik nafas, dan observasi serta evaluasi kembali situasi yang terjadi. Jangan sampai, kita terbawa emosi amarah pada saat anak sedang tantrum. Bila dirasa moms sudah tidak bisa menangani sendiri dan butuh bantuan, moms bisa langsung cusss pergi keprofesional seperti psikolog anak yah..

Referensi :

https://www.psychologytoday.com/us/blog/how-raise-happy-cooperativechild/201506/managing-tantrums

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *