Bucin atau ‘budak cinta’, sebutan yang seringkali digunakan oleh semua kalangan. Tapi kalian tahu nggak sih, sebenarnya makna bucin itu apa? Yuk, kita ulik lebih dalam!

Pertama-tama kita bahas dulu makna bucin yang diketahui banyak orang zaman sekarang adalah ketika seseorang (baik perempuan ataupun laki-laki) rela melakukan apa saja demi pasangannya, selalu bersama dengan pasangannya, selalu meminta saran dari pasangannya, dan masih banyak lagi contohnya.

Tapi ternyata semua itu adalah keliru loh! Lalu, bagaimana penjelasannya?

Dari sudut pandang psikologi, fenomena bucin bisa disebut juga love addiction atau kecanduan cinta. Love addiction adalah kondisi dimana seseorang terobsesi dengan orang lain dan percaya bahwa orang tesebut dapat menyelesaikan masalah mereka, memberikan penghargaan positif tanpa syarat, dan merawatnya. Kecanduan cinta juga tidak hanya kepada pasangan saja, tapi bisa kepada teman, kenalan, atau idola.

Seseorang dengan kondisi seperti ini biasanya salah menafsirkan cinta sebagai keintiman. Karena keyakinannya akan orang lain yang mampu memutuskan segalanya untuk mereka lah, yang membuat mereka menjadi tidak bisa jauh dari orang tersebut. Intensitas cinta bagi pecandu cinta adalah keintiman.

Nah kapan sih kita bisa mengetahui kapan cinta itu berubah menjadi candu?

• Pecandu cinta menghabiskan banyak waktu dan usaha pada seseorang yang dicintainya atau orang yang menjadi target kecanduannya.
• Pecandu cinta sangat menghargai orang yang dicintainya dibandingkan dirinya sendiri.
• Fokus mereka kepada orang yang dicintainya sering kali bersifat obsesif.
• Pecandu cinta seringkali menjadi mengabaikan perawatan diri atau aspek-aspek penting dalam hidupnya.
• Pecandu cinta selalu bisa mencari alasan pembenaran atas keinginan yang diminta oleh orang yang dicintainya. Ini salah satu alasan kenapa pecandu cinta rela melakukan apa saja demi orang yang dicintainya bahkan yang tidak masuk akal sekalipun.

Kenapa sih seseorang bisa menjadi pecandu cinta?

Pada umumnya karena pengalaman di masa lalu yaitu ditinggalkan oleh pengasuh utamanya. Biasanya seseorang yang sudah dewasa namun memiliki kecanduan cinta ini dikenali sebagai anak-anak yang memiliki kebutuhan untuk diakui, dicintai dan hubungan dengan salah satu atau kedua orang tua tidak terpenuhi. Hal ini menghasilkan ketakutan sadar akan pengabaian dan ketakutan bawah sadar yang mendasari keintiman.

Nah, jadi kalau dibuatkan contoh bucin atau kecanduan cinta ini seperti salah satu fenomena gaya berpacaran zaman sekarang, dimana takaran kita mencintai seseorang dapat diukur dari kesediaan kita untuk melakukan apapun demi pasangan kita bahkan ekstrimnya lagi dengan berhubungan seksual dengan pasangan kita.

Jadi, jangan salah mengartikan perilaku seseorang, karena yang justru kita tau bukanlah arti bucin yang sebenarnya melainkan hanya tipe mengekspresikan cinta saja. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mengekspresikan cinta kepada orang yang dicintainya.

Ingat yaa…

Label bucin yang kita berikan kepada orang lain juga belum tentu dapat diterima oleh orang tersebut sebagai guyonan belaka, bisa jadi malah membuatnya melabelkan diri sendiri dan berdampak negatif pada kesehatan mental orang tersebut. Jika, memang kalian merasa orang terdekat kalian berperilaku diluar batas normalnya dalam sebuah hubungan, lebih baik mengarahkannya dengan cara yang baik dan tidak memojokkan dengan kata bucin yaa..

Yuk , lebih kritis lagi dalam menerima informasi yang tengah viral ditengah masyarakat. Jangan sampai kita salah menafsirkannya dan membuat hati orang lain terluka.

References:

https://psychcentral.com/blog/what-is-love-addiction/

https://www.psychologytoday.com/us/blog/finding-new-home/201902/what-is-love-addiction

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *