Sudah lebih dari tiga minggu sejak Squid Game tayang pertama kali di salah satu platform streaming film online, serial ini rupanya masih dibicarakan oleh berbagai kalangan di media sosial. Mulai dari berbagai ulasan hingga meme, semuanya beredar di berbagai platform. Tapi, penasaran nggak, sih, kenapa serial ini populer banget bahkan sampai ke berbagai negara? Padahal ‘kan sudah banyak film lain yang mengangkat soal survival game sebelumnya?

Dirangkum dari laman Psychology Today, ini dia dua alasan psikologis untuk menjelaskan kenapa serial Squid Game amat populer. Buat kamu penyuka serial ini atau yang sekadar kepo, coba intip ulasan berikut, yuk!

Kenapa Squid Game Begitu Populer?

Film maupun serial bertemakan survival bukanlah hal yang baru. Sudah ada Hunger Games, Lord of the Flies, dan sekian film lain yang punya konsep serupa. Demikian pula konsep ‘hadiah sejumlah besar uang’ yang turut jadi bagian dari premis cerita di serial Squid Game. Terus, kenapa serial ini bisa jadi sedemikian populer?

Seorang profesor dari Eropa, Bence Nanay, Ph.D, menuliskan di laman Psychology Today bahwa ada dua alasan psikologis di balik populernya serial asal Korea Selatan ini nyaris ke seluruh penjuru dunia. Pertama, Squid Game menjadikan penontonnya mengambil dua sudut pandang sekaligus dan menempatkan diri pada keduanya. Sudut pandang yang dimaksud adalah sudut pandang para peserta yang berjuang dalam permainan, sekaligus sudut pandang para VIP, orang-orang yang di dalam serial berperan sebagai pengamat berdarah dingin yang menikmati perjuangan hidup-mati para peserta.

Bagi kamu yang menonton serial ini, di satu sisi berpihak ke para peserta, khawatir apa yang bakal mereka lakukan dan apa yang bakal menimpa mereka. Di sisi lain, ada bagian dari dirimu yang menantikan apa yang bakal terjadi selanjutnya dan siapa yang bertahan di permainan—persis seperti para VIP. Pergantian sudut pandang yang kamu alami ini semakin memudahkan penyampaian pesan moral yang dimaksudkan serial Squid Game, sekaligus membuat penonton terhanyut ke dalam cerita.

Kedua, serial Squid Game berasal dari Korea. Alasan kedua ini nggak hanya berkaitan dengan popularitas Korea melalui drama (K-Drama) maupun musiknya (K-pop), melainkan juga karena ‘jarak’ yang diciptakan serial ini berkat bahasa yang digunakan tokoh-tokohnya, yaitu bahasa Korea. Bahasa Korea bukan merupakan bahasa yang dipelajari secara luas seperti misalnya bahasa Inggris, sehingga hal sesederhana bahasa jadi pemicu jarak antara Squid Game dan penonton dari berbagai negara.

Terciptanya jarak (distancing) bikin para penonton, khususnya dari luar Korea, mengambil posisi sebagai outsider, yaitu bukan bagian dari kelompok orang yang diceritakan dalam serial. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penonton berpikir kalau Squid Game adalah tentang mereka. Sehingga, meskipun bisa bikin terhanyut sama ceritanya, serial ini tetap bisa dipandang sebagai fiktif belaka.

Dua alasan di atas adalah jawaban dari sudut pandang psikologis untuk menjelaskan kenapa Squid Game populer banget bahkan di luar negara asalnya sendiri. Selain memang seru bagi kebanyakan orang, serial beken ini sudah bagai paket lengkap berisi ketegangan, sisi emosional, intrik kehidupan, atribut unik seperti karakter boneka raksasa berkuncir dua dan permainan memotong permen dalgona sesuai pola, bahkan horor yang tersirat.

Isu Sosial dan Sisi Horor dari Squid Game

Di samping dua alasan psikologis di atas, secara umum sebuah film, serial, bahkan cerita di dalam buku fiksi memang terasa semakin bisa dinikmati kalau mengangkat isu-isu yang nyata terjadi di kehidupan sehari-hari. Squid Game merupakan salah satu yang menerapkannya. Isu sosial seperti kemiskinan, privilege golongan tertentu, hingga kemanusiaan, diangkat ke dalam serial ini dan disajikan dalam rupa sebuah permainan. Serial Korea ini jadi permulaan yang baik untuk mengetahui nilai-nilai yang mungkin nggak begitu disadari dalam kehidupan sehari-hari.

Meski dikenal luas sekadar sebagai serial dengan tag survival game’, Squid Game juga punya sisi horor tersirat di dalamnya. Bukan karena adegan pembunuhan, melainkan dari segi gimana permainan anak-anak yang notabene polos dan rapuh dijadikan permainan yang mempertaruhkan hidup dan mati dalam serial ini. Permainan lampu merah-lampu hijau dan permen dalgona jadi terasa ada seram-seramnya gara-gara serial ini.

‘Horor’nya serial Squid Game sebenarnya nggak berarti serial ini diperuntukkan bagi anak-anak. Dengan adegan-adegan eksplisit di dalamnya, tayangan ini terlalu riskan untuk ditonton anak-anak. Kembali lagi kepada kebijaksanaan para orang tua untuk mengizinkan anak-anaknya nonton serial ini atau nggak. Squid Game tentunya punya banyak nilai moral yang bisa diambil, tapi masih jadi pertanyaan apakah nilai-nilai ini bisa ditangkap dengan baik oleh orang-orang terlebih anak-anak.

Mengambil Nilai Moral dari Serial dan Film

Menonton serial dan film boleh jadi bukan lagi sekadar hobi ataupun kegiatan untuk mengisi waktu luang, tapi juga sarana mengembangkan nilai moral dan empati. Nggak hanya serial viral macam Squid Game, semua serial, film, yang notabene merupakan cerita fiksi juga bisa dipetik nilai moralnya asalkan kamu mau ‘membuka mata’. Tanpa harus kehilangan keseruan waktu nonton berbagai serial dan film, kamu bisa melatih diri buat lebih peka sama nilai moral dalam suatu tayangan misalnya dengan:

1. Berpikiran terbuka terhadap nilai-nilai yang mungkin bukan bagian dari kehidupanmu sehari-hari.

2. Nggak hanya fokus ke tokoh protagonis, tapi juga memerhatikan sisi tokoh antagonis.

3. Memahami bahwa meskipun nggak benar-benar terjadi, fiksi adalah ‘kenyataan yang didramatisasi’, sehingga biasanya memiliki sisi realistis yang bisa diambil pelajarannya untuk kehidupan nyata.

Peminat serial dan film semakin meningkat seiring semakin mudahnya akses melalui ragam platform streaming. Kalau kamu termasuk salah satunya, jangan lupa bijak memilih tontonan sekaligus lebih peka terhadap nilainya. Dunia fiktif kadang punya banyak kejutan yang nggak diduga-duga!

Ada lagi hal lain yang kamu pikir jadi alasan kenapa Squid Game bisa populer banget? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!

Referensi:

https://www.psychologytoday.com/intl/blog/psychology-tomorrow/202110/why-is-squid-game-so-popular https://www.psychologytoday.com/us/blog/positively-media/202110/why-is-everyone-watching-squid-game

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *