Berapa usiamu saat ini? 23? 25? 30?

Berapa teman yang kamu miliki sekarang? Mungkin bisa dihitung dengan jari ya?

Pernahkah kamu mengingat kembali masa-masa indah di bangku sekolah, ketika kita bebas untuk bermain dengan siapapun dan menjalin pertemanan yang menyenangkan dengan banyak orang di sekolah?

Kemana mereka saat ini? Apakah mengingatnya membuatmu merasa sedih telah kehilangan teman-teman baik nan menyenangkan? Apakah benar itu sebuah kehilangan? Pernahkah kamu melihatnya dari perspektif yang berbeda?

Pernahkah kamu berfikir bahwa hidup kita dan orang-orang di dalamnya terus berubah? Sama halnya ketika kita mulai memasuki masa seperempat abad, dimana kita mulai mempunyai tanggung jawab atas diri sendiri. Saat itulah arah hidup kita berubah, begitu juga orang-orang disekitar kita. Namun tentu tidak semuanya. Beberapa hubungan, seperti dengan keluarga atau orang penting lainnya tidak datang dan pergi dengan mudah. Berbeda dengan pertemanan yang cenderung berubah seiring waktu. Bisa dikatakan bahwa  pertemanan adalah hubungan sukarela yang kita pilih untuk dibangun, bukan yang terikat oleh formalitas dan aturan.

Jadi ketika tuntutan hidup mulai berubah, seperti ketika kita tiba-tiba dihadapkan dengan beban kerja dengan banyak lembur, atau ketika kita baru saja membangun kehidupan rumah tangga. Pada fase itulah pertemanan menjadi  kurang mendapat prioritas dalam hidup kita.

“Bagaimana jika aku sudah berusaha untuk tetap menjalin komunikasi dengan mereka? Tapi mereka tetap mengabaikan?”

Tidak masalah. Berarti mereka tidak lagi menjadi temanmu.

“Kenapa?”

Bertumbuh dewasa itu tidak hanya mengubah tuntutan pada waktu pribadi kita, perlahan kita  mulai menyadari apa yang diinginkan dalam hidup dan jenis orang seperti apa yang kita inginkan di dalamnya. Jika teman lama kita di sekolah menengah, atau di perkuliahan tiba-tiba tidak cocok dengan kebutuhan pertemanan kita lagi, itu hal yang wajar — tidak apa-apa.

Tidak lagi berteman dengan teman kita bisa terjadi karena sejumlah alasan, dan itu tidak selalu buruk. Teman seperti apa yang bisa kita lepaskan?

  • Mereka yang tidak memiliki belas kasih atau empati.

Suatu hari kamu merasa sangat kesal karena sebuah berita di televisi yang baru-baru ini kamu lihat, jadi kamu mencoba untuk memulai percakapan dengan temanmu tentang hal itu. Tanggapan mereka? Hanya menanggapi secara singkat dan kemudian membahas menganai hal lain, terutama yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Ketika kita telah mencoba untuk menemukan hubungan yang lebih dalam dengannya, tetapi ternyata tidak bisa menemukan kecocokan lagi. Ini adalah pertemanan yang hanya membuatmu lelah, dan tidak akan rugi jika kita memutuskan hubungan yang tidak berarti dari hidup kita.

  • Mereka yang tidak pernah membalas budi.

Apakah kamu terus-menerus meninggalkan segalanya untuk membantu temanmu? Baik itu menemani mereka ke dokter, membantu mempromosikan bisnis mereka—bahkan membeli dagangannya, atau hanya menawarkan untuk mendengarkan curhatan, kamu selalu ada untuk mereka. Sekarang, tanyakan pada dirimu sebuah pertanyaan: “apakah mereka memperlakukanmu sama dengan caramu memperlakukanya?”

Jika sepertinya mereka selalu sibuk saat kamu membutuhkannya, apakah itu sebuah pertemanan? Bukan, itu bukan pertemanan.

  • Mereka yang selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Ketika sedang mengobrol, mereka terus-menerus menginterupsi percakapan untuk menceritakan lebih banyak tentang dirinya dibandingkan dengan saling berbagi cerita. Tidak peduli apa yang sedang kita alami, mereka selalu memiliki sesuatu yang lebih mendesak atau sulit untuk ditangani sehingga selalu ingin bercerita lebih pada kita. Ketika kita menghabiskan 90% dari pertemanan kita untuk mengatasi masalah mereka dan mencoba menenangkan mereka, itu bukanlah pertemanan yang nyata. Tidak apa-apa untuk mengakuinya, bahwa itu melelahkan.

“Bagaimana jika hanya dia teman yang aku punya?”

Ketahuilah, melepaskan hubungan yang tidak bermakna dan melelahkan itu sehat, jadi tidak apa apa. Kamu akan baik-baik saja.

Dimulai dengan menyadari bahwa pertemanan dengan orang tersebut itu toxic. Apa yang kamu miliki dengan tipe orang seperti ini bukanlah pertemanan sejati, jadi dengan melepaskannya itu bukanlah sebuah kerugian, melainkan keuntungan. Jadi ketika kita melepaskan koneksi yang tidak sehat, kita bisa fokus pada hal-hal penting dalam hidup.

Bagaimana cara kita untuk bisa memutuskan hubungan dengan seseorang yang pernah kita anggap sebagai teman?

  1. Akui kepada diri sendiri bahwa tidak apa-apa dan sehat untuk berhenti bergaul dengan orang tersebut.
  2. Beri dirimu waktu menjauh darinya dan secara bertahap perpanjang waktu berpisah jika kamu merasa sulit untuk mengakhiri hubungan.
  3. Cobalah menciptakan pertemanan yang kamu inginkan. Temukan teman yang menghargaimu dan membantumu menjadi orang yang kamu inginkan.
  4. Kamu tidak benar-benar kehilangan pertemanan karena pertemanan yang sejati pasti selalu ada.
  5. Memutuskan hubungan yang tidak perlu memungkinkanmu untuk fokus pada salah satu hal terpenting dalam hidup: pertemanan yang sejati.

Ingatlah bahwa kita tidak akan pernah bisa kehilangan teman sejati. Namun kita bisa menghilangkan hubungan yang tidak berarti.

Kita hanya memiliki satu kali kesempatan untuk hidup, jadi jalani kehidupan ini dengan dikelilingi oleh cinta dan kebahagiaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *