Penggunaan media internet pada era globalisasi saat ini yang semuanya sudah serba digital, telah merubah gaya komunikasi manusia. Pada awalnya manusia melakukan komunikasi secara langsung dengan bertemu, ataupun secara tidak langsung melalui perantara telepon ataupun surat. Seiring berkembanganya teknologi, kini manusia sudah dimudahkan dengan adanya era digital dan internet. Dimana untuk berkomunikasi manusia tidak perlu repot untuk mengirimkan surat, sekarang hanya dengan fitur instant messaging dan media sosial manusia sudah bisa berkomunikasi dengan leluasa.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Markplus Insight (www.themarketeers.com) per tahun 2013 dan data resmi Kemenkoinfo per tahun 2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 75,57 juta orang dan telah mencapai 82 juta orang dimana hampir 50% penggunanya adalah remaja berusia 15-22 tahun. Markplus Insight menguatkan bahwa sosial media adalah situs yang paling sering dikunjungi oleh pengguna internet di Indonesia. Media sosial sendiri adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Di Indonesia sendiri sekarang kita mengenal Facebook, Twitter, Instagram, Path, Periscope, dan lain sebagainya.

Pada saat ini, media sosial telah menembus semua kalangan masyarakat. Mulai dari anak-anak tingkat sekolah dasar sampai dengan usia senja pun sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata media sosial, seperti Path, Facebook, Twitter dan Instagram yang saat ini menjadi konsumsi harian bagi para setiap orang untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi, sehingga penggunaan sosial media sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat masa kini.

Namun di samping dampak positif yang didapatkan , media sosial juga menyimpan sisi negatif terhadap para penggunanya. Aktifitas update status kegiatan sehari-hari yang dilakukan para penggunanya, tentu saja akan memicu berbagai respons dan komentar baik positif dan negatif. Komentar positif akan membuat sang pengunggah merasa senang dan puas, karena aktifitasnya banyak disukai oleh orang lain. Namun komentar negatif, bisa menimbulkan suatu kasus cyberbullying.

Bagi masyarakat Indonesia, cyberbullying memang bukan menajdi sesuatu yang populer. Nmaun tanpa disadari, para netizen di Indonesia sudah melakukan cyberbullying kepada beberapa orang-orang terkenal, tidak terkenal atau kepada suatu daerah, atau hal lainnya.Contohnya adalah yang paling ramai dibicarakan sata itu ketika Florence Sihombing pernah memposting cacian terhadap Yogyakarta di akun Path miliknya. Hal tersebut langsung mendapat tanggapan dari para netizen. Cacian, ejejkan, dansumpah serapah ditujjukan kepada Florence. Hingga akhirnya Florence sempat ingin diusut oleh hukum dan membuat ia mengunggah sebuah foto permohonan maafnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh www.knowthenet.org.ik per terhadap 2000 responden remaja yang aktif menggunakan internet per 2013, Facebook menjadi media pionir untuk melakukan cyberbullying. Dalam hasil penelitiannya, Facebook menempati posisi tertinggi dalam aksi cyberbullying sebesar 87%. Menurut hasil penelitiantersebut, 49% remaja diketahui menjadi korban bully pada dunia nyata sedangkan 65% dari mereka adalah korban dari cyberbullying.

Terjadinya cyberbullying sendiri tidak terlepas adanya konflik kepentingan dan pandangan subjektif dari masing-masing individu. Contohnya dalaha pada kasus cyberbullying yang dilakukan kepada Mulan Jamela, di akun instagramnya Mulan banyak sekali menerima cacian dan komentar-komentar pedas dari para netizen. Ini terjadi karena setiap orang hidup di dunia subjektif yang dibangun mereka sendiri sehingga akan menimbulkan basis konflik jika ada yang tidak sesuai dengan sudut pandangnya. Dalam kasus Mulan Jameela, masyarakat memiliki sudut pandang negatif terhadap image Mulan sebagai perusak rumah tangga antara Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Sehingga setiap apapun yang diunggah Mulan di akun sosial media miliknya selalu mendapatkan komentar negatif dan hujatan-hujatan. Tak hanya itu anaknya pun ikut mendapatkan bullying di akun sosial medianya.

Selain dari sudut pandang subjektif masing-masing orang, terkadang orang juga memilki kekuasaan untuk mempengaruhi atau mengontrol pengalaman subjektif seorang individu lain. Seperti yang dialami oleh Carolina Picchio, gadis cantik dari Novara di Italia Utara, tewas bunuh diri pada bulan Januari 2013 lalu setelah video yang menampilkan perilaku dirinya sedang mabuk di sebuah pesta beredar luas di Facebook. Ia melompat dari jendela kamar tidurnya di lantai tiga. Video tersebut diduga diposting oleh mantan pacarnya tak lama setelah Picchio memutuskannya. Sang pacar mungkin memanfaatkan Facebook untuk menghina dan mempermalukan Picchio. Akibatnya, Picchio dihujani oleh banyak pesan yang merendahkan dirinya.

Dari kasus-kasus cyberbullying yang ada, sebagian besar terjadi karena setiap individu memiliki perspektif yang berbeda-beda terhadap apa yang mereka lihat. Mereka memiliki ukuran sudut pandang positif negatif tesendiri, sehingga konflik pasti akan terjadi. Dan dengan adanya media sosial manusia menjadi memiliki wadah untuk menampilkan diri mereka, baik mereka sedang senang ataupun sedang memiliki masalah. Bagi mereka yang secara individu memiliki masalah dengan orang lain, media sosial adalah wadah untuk menumpahkan itu semua. Saat mereka sedang memiliki masalah dengan orang lain, dan menceritakannya di media sosial seperti Facebook misalnya mereka berharap akan ada yang mendukung dirinya dan memberikan simpati. Maka tidak jarang kita melihat saling sindir pada status facebook, yang pada akhirnya menimbulkan konflik.

Sebeenarnya cyberbullying dapat dihindarkan jika kita para pengguna media sosial pandai menempatkan diri. Karena pada dasarnya media sosial adalah wadah untuk memudahkan kita berkomunikasi, dimana orang lain dapat megetahui aktifitas kita tnapa harus bertemu. Sebagai seorang manusia kita memang memiliki sudut pandang subjektif tersendiri, untuk menghindari konflik karena setiap manusia memilki sudut pandang yang berbeda, ada baiknya kita bisa memilah hal-hal yang baik dan yang buruk ketika kita sudah memutuskan untuk menggunakan sosial media sehingga kasus seperti cyberbullying dapat dihindarkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *