“Suatu malam disebuah sudut kota yang sangat ramai dan padat, ada seorang penari yang cukup terkenal dan penari itu sedang mengiringi sebuah pertunjukan musik. Penari itu sangat cantik dan gemulai sekali dalam melakukan sebuah gerakan tarian yang bisa dibilang sangatlah energik juga sangat menguras banyak tenaga.”

“Malam pun semakin larut selesailah pertunjukan musik, sang penari pun masuk ke dalam ruangan ganti untuk berganti pakaian dan bersiap – siap untuk pulang kerumah. Setelah sang penari berganti baju dan membereskan semua barang yang akan dibawanya pulang, sang penari berjalan menuju ke mobilnya yang diparkir ditempat tak jauh dari tempat pertunjukan tersebut.”

“Sesampai di parkiran mobil sang penari membuka pintu mobil lalu membuka bagasi mobilnya untuk memasukkan barang – barang yang tadi dibawanya. Setelah sang penari memasukkan semua barang bawaannya sang penari pun masuk kedalam mobilnya dan segera menghidupkan mobilnya untuk segera pulang.”

Di dalam perjalanan pulang terjadi hal di luar dugaan sang penari, ternyata ban mobil sang penari bocor karena terkena paku pas dijalan menuju pulang kerumahnya. Sang penari pun segera melihat – lihat di sekelilingnya apakah ada bengkel ban buka, setelah sang penari melihat ternyata sama sekali tidak ada bengkel ban mobil yang buka di jam segini.”

“Tidak berapa lama datanglah seorang pemuda yang melewati jalan dimana mobil sang penari mengalami kebocoran ban, pemuda itu menawarkan diri untuk membantu sang penari mencarikan bengkel ban yang buka di jam tersebut.”

“Tapi tawaran sang pemuda tidak begitu saja diterima oleh sang penari karena sang penari berfikir panjang untuk menerima bantuan takutnya pemuda itu punya niat jahat kepada dirinya.”

“Pemuda (Adhi) : biar saya bantu untuk mencarikan bengkel ban buka supaya ban mobil kamu bisa segera ditambal.“

“Penari (Clara) : sebelumnya aku ucapkan terima kasih sama kamu, karena kamu sudah mau menolong aku. Aku minta maaf karena tadi sempat berfikiran buruk tentang kamu.”

“Pemuda (Adhi) : tidak apa – apa, aku tahu kamu pasti khawatir makanya kamu punya fikiran seperti itu jadinya.”

“Penari (Clara) : aku ucapkan terima kasih atas semua pertolongan kamu ke aku, maaf sudah merepotkan kamu.”

“Pemuda : iya sama – sama, kalau begitu aku cari bengkel ban dulu yang masih buka untuk segera menambal ban mobil kamu yang bocor. kamu tunggu saja di dalam mobil biar aman selama aku menambal ban mobil kamu.”

“Setelah hampir sekitar 1 jam pemuda itu menambalkan ban mobilnya, tidak berapa lama sang pemuda itu datang dengan membawa ban mobil yang sudah di tambalnya tadi.”

“Pemuda : maaf sudah membuatmu menunggu lama, soalnya sudah jarang bengkel ban yang buka jam malam seperti ini. Biar saya pasangkan ban mobilnya dulu kalau begitu.”

“Penari : sekali lagi terima kasih atas bantuannya, maaf telah membuat kamu repot tengah malam seperti ini.”

“Pemuda : iya sama – sama, kebetulan saja tadi aku lewat sini dan melihat kamu kebingungan karena ban kamu bocor jadi aku sengaja membantu kamu.”

“Penari : sekali lagi aku ucapkan terima kasih atas bantuan kamu.”

“Setelah semuanya beres, akhirnya sang pemuda pun pergi dan sang penari pun akhirnya bisa melanjutkan perjalanannya kembali. Tidak berapa lama sang penari sampai dirumahnya, sang penari membuka pintu pagar rumahnya dan memasukkan mobil kedalam garasi rumahnya.”

“Mobil telah terparkir di dalam garasi rumahnya, sang penari pun keluar dari dalam mobilnya dan mengeluarkan seluruh barang bawaannya dari dalam bagasi mobilnya.”

“Barang – barang bawaan sang penari lalu dibawa turun dan dibawa masuk kedalam kamar sang penari. Semua barang sudah ada di dalam kamar sang penari, sang penari pun segera bersih – bersih untuk ganti baju dan segera tidur karena hari makin malam.”

“Bersih – bersih dan ganti baju pun selesai sang penari pun naik ke atas tempat tidurnya untuk segera tidur, tapi sang penari masih berfikir siapa pemuda yang rela membantunya tadi untuk mencarikan bengkel ban buka.”

“Ketika sang penari memikirkan pemuda yang tadi menolong dirinya, sang penari pun akhirnya tertidur pulas karena lelah habis mengiringi pertunjukan musik tadi malam.”

Kesiangan

“Hari pun semakin siang tetapi sang penari belum terbangun dari tidurnya, jam pun sudah menunjukkan pukul 10.00 dan sang penari ada jam kuliah jam 12.30.”

“Di depan kamar sang penari ada seorang wanita paruh baya yang mengetok pintu kamar sang penari.”

“Ibu (Ibunda Clara) : tok……tok……tok……. Bangun nak sudah siang bukannya kamu ada jam kuliah yaa hari ini?”

“Penari (Clara) : saya bu, iya bu clara bangun sekarang. Clara ada kuliah jam 12.30 bu, kalau begitu clara siap – siap dulu bu.”

“Ibu (Ibunda Clara) : ya sudah kalu begitu, kamu siap – siap dulu ya. Ibu tunggu kamu dibawah ya, biar ibu siapkan makanan tuk kamu dulu.”

“Penari (Clara) : iya bu, terima kasih ya bu.”

“Hampir sekitar 1 jam sang penari bersiap – siap untuk berangkat kuliah, akhirnya sang penari turun dari kamarnya karena sang ibunda sudah menunggunya di meja makan.

“Penari (Clara) : siang bu, maaf aku telat bangunnya habis capek sekali bu.”

“Ibu (Ibunda Clara) : iya nak. Ibu tau kamu pasti lelah sekali makanya kamu kesiangan bangunnya. Sekarang kamu makan dulu biar tidak makin kesiangan masuk kuliahnya.”

“Penari (Clara) : iya ibu, clara makan masakan ibu ya pasti enak dech.”

“Ibu (Ibunda Clara) : ya udah sekarang kamu makan dulu ya, ibu masakin masakan kesukaan kamu.”

“Sang penari pun selesai makan dan bersiap berangkat kuliah, sang penari pun berpamitan dengan ibundanya. Setelah berpamitan sang penari ke garasi mobil untuk menyiapkan mobilnya. Sang penari pun masuk ke dalam mobilnya dan bergegas berangkat ke kampusnya karena hari makin siang dan sang penari takut kesiangan masuk ke kelas dosen pertamanya.”

Dikampus

“Sekitar 1 jam perjalanan menuju kampus, sang penari pun sampai juga di kampusnya. Sang penari pun mencari parkiran untuk memarkirkan mobilnya karena sang penari sudah hampir telat.”

“Setelah dapat parkiran untuk memarkirkan mobilnya, sang penari pun segera turun dari mobilnya dan berjalan menuju ke kelasnya karena dosen mata kuliah pertama sudah mau memulai mata kuliahnya.”

“Dosen pun menjelaskan mata kuliah tersebut sekitar hampir 2 jam, selesai mata kuliah pertama sang penari tetap duduk ditempat yang tadi langsung dilanjutkan dengan mata kuliah ke 2 karena dosen mata kuliah ke 2 sudah menunggu untuk masuk ke dalam kelas.”

“Dosen mata kuliah pun menjelaskan mata kuliah tersebut hampir sekitar 1 jam 30 menit, jam ata kuliah ke 2 pun selesai sang penari meninggalkan kelas bersama teman – temannya.”

“Sang penari dan teman – temannya berjalan kearah kantin untuk duduk – duduk sambil ngobrol bersama dan bertukar fikiran. Sesampai di kantin sang penari bersama teman – temannya mencari tempat duduk yang muat untuk mereka semua.”

“Teman Sang Penari (Inez) : gimana semalam pertunjukkan musiknya, gue denger loe jadi dancernya ya dalam pertunjukkan musik itu?”

“Penari (Clara) : iya gue semalam jadi dancer dalam acara tersebut, kok kalian ga pada datang si mang pada kemana kalian semua ampe ga bisa datang?”

“Teman Sang Penari (Lita) : kalau gue bukan ga mau datang tapi gue ada acara ma keluarga gue clara makanya w ga bisa datang dech jadinya.”

“Penari (Clara) : iya lita gue ngerti ko kan loe juga udah bilang sama gue klo loe mau pergi sama keluarga loe.”

“Teman Sang Penari (Risma) : sekarang kita mau kemana nich habis selesai kuliah, kan tinggal 1 mata kuliah lagi ini yang belum?”

“Teman Sang Penari (Inez) : gimana klo kita ke café, katanya ada café baru loch yang enak buat nongkrong. Klo mau kita kesana habis pulang kuliah, gimana kalian mau ga?”

“Penari (Clara) : klo gue si mau aja tinggal yang laen aja giman bisa apa gak nich.”

“Teman Sang Penari (Risma, Lita) : kita bisa ko habis pulang kuliah.”

Nongkrong di café baru

“Tidak terasa waktu sudah habis untuk jam istirahat, sang penari dan teman – temannya pun meninggalkan kantin menuju kelas mereka lagi. Mereka sudah mempunyai janji untuk pergi ke café baru setelah jam pulang kuliah selesai.”

“Tidak berapa lama dosen mata kuliah ke 3 pun masuk ke dalam ruangan kelas, dan mulai melakukan pengajaran atas mata kuliah tersebut. Waktu pun terus berlalu hampir 1 jam 30 menit sang penari beserta teman – teman yang lainnya mengikuti mata kuliah tersebut dan akhirnya selesai juga mata kuliah tersebut untuk hari ini.”

“Sang dosen pun segera keluar dari ruangan kelas, sang penari dan teman – temannya segera bergegas berjalan menuju parkiran mobil dimana mobil mereka di parkir untuk segera menuju café yang dibilang waktu ada dikantin kampus tadi.”

“Sang penari bersama teman – temannya masuk ke dalam mobil dan langsung menyalakan mesin mobil mereka. Tidak berapa lama sang penari bersama teman – temannya sampai di café yang tadi dibicarakan waktu di kantin.”

“Sang penari berserta teman – temannya mencari tempat untuk mereka duduk, tidak berapa lama akhirnya mereka semua mendapatkan tempat duduk juga. Suasana café tersebut sangat enak sekali untuk nongkrong anak muda karena disana banyak sekali anak kampus dan kalangan lainnya yang berada di café tersebut.”

“Ketika sang penari bersama teman – temannya sudah mendapatkan tempat, mereka di hampiri oleh pelayan yang membawabuku menu Dari café tersebut. Segeralah sang penari bersama teman – temannya memesan menu yang ada di café itu.”

“Pelayan Café : mau pesan menu apa ?”

“Penari (Clara) : saya mau pesan fried fries dan ice lemon tea.”

“Teman Sang Penari (Inez) : saya pesan ice chocolate dan chicken spicy.”

“Teman Sang Penari (Risma) : saya pesan ice milk shake strawberry dan spaggetti.”

“Teman Sang Penari (Lita) : saya pesan ice cappucinno dan sandwich.”

“Pelayan Café : ada lagi pesanannya klo tidak ada biar saya ulang pesanan mba – mba semuanya. 1 ice lemon tea, 1 ice chocolate, 1 ice milk shake strawberry, 1 ice cappucinno itu untuk minumannya yang dipesan. Untuk makanan yang dipesan ada 1 fried fries, 1 chicken spicy, 1 spaggeti dan 1 sandwich. Sudah benar pesanannya, klo ada yang kurang silakan panggil saya lagi.”

“Penari (Clara) : sudah semuanya benar mas pesanannya.”

“Sekitar 10 menit menunngu akhirnya minuman sang penari bersama teman – temannya datang, dan mereka segera mencoba minuman tersebut. Tidak berapa lama kemudian datanglah makanan yang sang penari berserta teman – temannya yang tadi dipesan, dan segera mereka cicipi makanan tersebut.”

“Sambil menikmati minuman dan makanan yang dipesan, mereka pun sambil bercerita untuk bisa saling bertukar fikiran antara satu dengan yang lainnya.”

“Asyiknya mereka bercerita waktu pun sudah menunjukkan pukul 21.00, mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang karena sudah malam. Mereka memanggil pelayan untuk membayar makanan dan minuman yang mereka pesan tadi, selesai membayar semuanya mereka bangun dari tempat duduk mereka dan bergegas keluar dari café tersebut menuju parkiran mobil dimana mobil mereka di parkirakan.”

“Sesampainya di parkiran mobil, mereka pun saling berpamitan. Mereka saling mencium pipi kanan kiri teman mereka, teman – teman sang penari pun masuk ke dalam mobil mereka dan langsung bergegas menyalakan mesin mobil mereka.”

“Ketika sang penari mau masuk ke dalam mobilnya, sang penari melihat pemuda yang semalam menolong dirinya waktu ban mobilnya bocor. Sang penari pun berjalan menghampiri pria tersebut dan ternyata benar saja itu pemuda yang sudah menolongnnya semalam.”

“Penari (Clara) : hai, kamu yang menolong aku kan semalam waktu ban mobil aku bocor ?”

“Pemuda (Adhi) : iya benar, aku yang menolong kamu semalam waktu ban mobil kamu bocor.”

“Penari (Clara) : oh iya sampai lupa semalam memperkenalkan diri, nama aku clara klo boleh tau nama kamu siapa ?”

“Pemuda (Adhi) : nama aku adhi, senang berkenalan dengan kamu clara.”

“Penari (Clara) : senang juga berkenalan dengan kamu adhi, kok kamu ada di café ini juga yam au bertemu teman – teman kamu?”

“Pemuda (Adhi) : iya aku ke café ini karena aku kerja di café ini, kebetulan aku kerja paruh waktu sehabis jam kuliah aku selesai.

“Penari (Clara) : oh kamu kerja di café ini toch, pantesan aja baju yang kamu pakai sama seperti pelayan di café ini. Ya sudah aku pulang dulu ya soalnya udah malam takut ditungguin ibu soalnya, oh yaa ini no telp aku siapa tau saja kita bisa saling cerita.”

“Pemuda (Adhi) : terima kasih atas no telpnya, nanti aku hubungi kamu dech clara. Ya sudah kamu pulang sana udah malam soalnya nanti kaya semalam lagi loch ban mobilnya bocor.”

“Penari (Clara) : iya aku balik dulu ya. Kamu bisa aja masa mau bocor lagi si ban mobilnya.”

“Setelah berpamitan dengan pemuda tersebut sang penari pun bergegas berjalan ke parkiran mobil lagi dan diantar oleh pemuda itu ke parkiran dimana mobil penari tersebut di parkir.”

“Sang penari pun bergegas menyalakan mobilnya dan langsung menjalankan mobilnya untuk segera pulang kerumahnya. Sekitar menempuh perjalanan hampir 30 menit akhirnya sang penari pun sampai dirumahnya, sang penari pun segera memasukkan mobilnya kedalam garasi dan bergegas masuk kedalam rumahnya.”

“Ternyata sang ibunda sudah menunggu ke pulangan saang putri tercintanya, sang ibunda duduk di ruang keluarga. Ketika melihat sang ibunda duduk di ruang keluarga, sang penari pun mendekati sang ibunda untuk mencium tangan sang ibunda tercintanya. “

“Penari (Clara) : Selamat malam ibu, maaf pulang telat tadi habis ngumpul sama teman – teman dulu soalnya.”

“Ibu (Ibunda Clara) : ya sudah nak tapi lain kali jangan sampai malam kaya gini ya bahaya buat kamu juga soalnya, kamu sudah makan belum klo belum makan biar ibu siapkan makan malam untuk kamu dulu.”

“Penari (Clara) : clara sudah makan ko bu tadi sama teman – teman jadi ibu bisa istirahat sekarang, clara juga mau bersih – bersih ko bu.”

“Ibu (Ibunda Clara) : ya sudah nak, ibu masuk ke kamar dulu yaa. Kamu segera bersih – bersih dan langsung istirahat.”

“Penari (Clara) : iya bu clara langsung bersih – bersih habis itu istirahat.”

“sang ibu masuk ke dalam kamarnya, dan snag penari pun naik ke atas untuk masuk kedalam kamarnya. Sang penari segera bersih – bersih dan istirahat.”

“cerita ini masih ada lanjutannya, terima kasih.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *