Pernahkah kamu merasa tiba-tiba sedih, galau, bahkan depresi saat hujan turun? Hati-hati bisa jadi kamu mengalami Seasonal affective disorder.
Apa sih itu Seasonal affective disorder? Yuk simak bareng-bareng!
Seasonal Affective Disorder
Seasonal affective disorder (SAD) adalah gangguan suasana hati yang terjadi pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya, misalnya saat musim hujan. Seasonal affective disorder ialah sebuah situasi saat musim hujan yang membuat suasana hati menjadi sedih, galau, muram, hingga sampai merasa depresi. Bahkan terkadang hal ini terjadi saat nggak menghadapi masalah apapun dalam hidup. Penyebab dari seasonal affective disorder disebabkan oleh gangguan ritme sirkadian tubuh. Menurut National Institute of General Medical Science, ritme sirkadian tubuh atau biasa disebut circadian rhythms merupakan sebuah proses alami tubuh yang berkaitan erat dengan perubahan fisik, mental, dan perilaku dalam siklus 24 jam. Ritme ini dipengaruhi oleh kondisi terang dan gelap sehingga mengontrol waktumu untuk tidur dan terjaga. Saat musim hujan datang, matahari seringkali tertutup awan sehingga kondisi mulai gelap dan mendung. Alhasil dirimu nggak mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Ketika dalam keadaan gelap, kelenjar pineal menghasilkan lebih banyak melatonin yang menimbulkan rasa muram dan kantuk. Selain itu, produksi serotonin yang bertanggung jawab dalam menyeimbangkan suasana hati juga berkurang. Kombinasi kedua hal inilah yang mengganggu ritme sirkadian tubuh dalam merespons perubahan terang dan gelap yang terjadi sepanjang musim hujan. Sehingga menyebabkan seseorang cenderung akan merasa sedih, kesepian, mudah mengalami perubahan mood, dan rendah diri ketika hari sedang mendung atau terus-menerus hujan tanpa henti.
Biasanya seseorang yang mengalami seasonal affective disorder memiliki ciri-ciri seperti merasa kelelahan, menarik diri dari lingkungan sosial, tidur lebih lama, mudah tersinggung, sensitif akan penolakan, merasa depresi, berat badan naik, nafsu makan meningkat, dan ingin makan makanan yang mengandung karbohidrat. Walaupun seasonal affective disorder ini dapat hilang dengan sendirinya, membiarkannya berlarut-larut dapat berdampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental, bahkan parahnya dapat mengganggu kualitas hidup. Lalu bagaimana cara menghindari seasonal affective disorder?
Cara Menghindari Seasonal Affective Disorder
Perubahan cuaca memang nggak dapat diubah, namun ada beberapa perilaku yang dapat kamu lakukan ketika hujan datang untuk mencegah dan mengurangi gejala yang ditimbulkan dari seasonal affective disorder, yaitu:
- Menyalakan lampu ketika hujan akan membantu meningkatkan hormon serotonin yang dapat meningkatkan suasana hati.
- Beraktivitas fisik, seperti berjalan ke luar atau berolahraga secara rutin.
- Usahakan untuk mendapatkan sinar matahari ketika cuaca kembali cerah.
- Lakukan kegiatan menyenangkan, seperti menonton film, jalan-jalan, bermain games, dan membaca buku.
- Tingkatkan interaksi sosial, misalnya dengan menelepon pasangan atau teman saat hujan.
Perubahan mood yang terjadi saat musim hujan ialah hal yang wajar terjadi. Jadi bukan berarti perasaan sedih, gloomy yang muncul ketika hujan turun berarti kamu terkena seasonal affective disorder. Namun, jika kondisi ini sering terjadi dan terus menerus bahkan sampai mengganggu aktivitasmu sehari-hari, kemungkinan kamu mengalami seasonal affective disorder. Perlu diingat untuk memastikan diagnosis dari kondisi yang kamu rasakan, kamu perlu konsultasikan ke profesional seperti psikolog agar mendapatkan penanganan yang lebih tepat. Jadi jangan self diagnose yah!
Referensi: