Nggak setiap situasi genting seperti kecelakaan langsung memungkinkan korban mendapat pertolongan dari profesional. Sebelum itu, orang-orang terdekat dari yang membutuhkan pertolongan perlu mengetahui cara-cara buat memberi pertolongan pertama. Kalau di kesehatan ada yang dinamakan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), maka khusus untuk kondisi psikologis, ada yang dinamakan PFA (psychological first aid) atau pertolongan psikologis pertama.
Apa kamu udah tahu gimana caranya memberikan pertolongan psikologis pertama kalau-kalau dibutuhkan sewaktu-waktu? Siapa aja, sih, yang bisa memberikan PFA? Penjelasan lebih lanjutnya bisa kamu baca di uraian berikut ini.
Dasar-Dasar Psychological First Aid
Pengertian dasar dari psychological first aid (PFA) atau pertolongan psikologis pertama adalah respons manusiawi dan suportif kepada individu-individu yang menderita atau memerlukan dukungan (IASC, 2007; Sphere, 2011). PFA perlu diberikan buat mereka yang terpukul karena baru aja mengalami musibah bencana alam, kecelakaan, kekerasan, atau mereka yang mungkin menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Dikutip dari buku Psychological First Aid: Guide for Field Workers, respons dan dukungan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
- Memberikan perawatan dan dukungan yang praktis, namun tidak menginterupsi.
- Menilai apa yang dibutuhkan dan apa yang harus diperhatikan.
- Menolong orang-orang berkaitan dengan kebutuhan dasarnya (contoh: informasi, makan, dan minum).
- Mendengarkan, namun tidak memaksa berbicara.
- Menghibur dan membantu supaya merasa tenang.
- Membantu menghubungkan dengan informasi, layanan, dan dukungan sosial.
- Melindungi dari bahaya yang lebih lanjut.
Masih dari buku yang sama, ada beberapa catatan yang perlu diingat juga. Yaitu, bahwa PFA bukanlah:
- hal yang cuma bisa dilakukan sama profesional;
- konseling profesional;
- psychological debriefing yang menjelaskan benar-benar penyebab distress;
- meminta individu yang berkaitan untuk menganalisis apa yang terjadi pada diri mereka;
- memaksa untuk memberitahu perasaan ataupun reaksi atas sebuah peristiwa.
PFA diperlukan karena tanpanya, orang yang mengalami krisis nggak akan bisa memaksimalkan bantuan lain yang diterimanya. Misalnya, pada korban bencana yang kelaparan, bantuan makanan mungkin udah banyak tersedia, tapi kalau rasa nggak berdaya, putus harapan, atau duka nggak diberi pertolongan juga, bantuan makanan tadi belum tentu benar-benar berguna. Tapi sesuai definisinya, PFA terbatas pada pertolongan pertama—memberikan ‘sokongan’ yang dibutuhkan kemudian menyerahkan penanganan lebih lanjutnya ke profesional.
Bagaimana Cara Memberikan PFA?
Ada baiknya belajar melalui pelatihan dulu sebelum memberikan PFA, tapi nggak ada salahnya membekali diri sama cara-cara kuncinya. Untuk memperjelas poin-poin yang tadi, ini dia lima kunci melakukan PFA.
- Bantu orang-orang (yang membutuhkan) agar merasa aman dengan memberikan apa yang mereka butuhkan (bantuan makan, minum, atau informasi).
- Menciptakan ketenangan dengan membantu orang tersebut mengatur emosi, yang diawali dengan mendengarkan cerita mereka karena setelah itu mereka bisa berpikir dengan lebih jernih dan lebih optimis soal situasi.
- Bantu mereka memperoleh kembali kontrol dan efikasi diri lewat cara-cara yang membuat mereka merasa masih mampu melakukan berbagai hal dan membuat perubahan.
- Memperhatikan kebutuhan akan hubungan sosial dan berusaha tetap berkontak dengan mereka baik secara langsung maupun virtual.
- Memberi kepercayaan bahwa harapan itu masih ada.
Mempelajari PFA adalah langkah awal sebelum bisa mempraktikkannya. Sebab boleh jadi sewaktu-waktu ada hal nggak terduga terjadi di sekitarmu sampai PFA ini perlu diberikan. Kalau kamu berminat, pelatihan PFA ini juga biasanya banyak diselenggarakan, lho. Selain buat menambah ilmu, PFA juga bisa jadi salah satu jalan buat kamu membantu sesama. Pastikan aja kamu belajar dari profesional yang terpercaya, ya!
Referensi:
World Health Organization, War Trauma Foundation, & World Vision International (2011). Psychological First Aid: Guide for Field Workers. WHO: Geneva.