Pernahkah kamu berkhayal atau melamun berjam-jam sampai membuat pekerjaanmu di dunia nyata jadi terbengkalai? Kemungkinan kamu mengalami maladaptive daydreaming!

Apa sih itu maladaptive daydreaming?

Yuk simak bareng-bareng!

Maladaptive Daydreaming 
Maladaptive daydreaming adalah sebuah kondisi dimana seseorang mengalami lamunan secara intens, sehingga ia mengabaikan hubungan dan tanggung jawabnya di dunia nyata. Biasanya isi lamunannya sangat mendalam dan panjang, bahkan sampai berupa sebuah cerita yang membuat ia jadi memisahkan diri dari dunia nyata di sekitarnya. Seseorang yang mengalami maladaptive daydreaming biasa disebut dengan “kecanduan fantasi”, dengan melamun ia akan mendapatkan kesenangan. Karena ia merasa kehidupan pribadinya di dunia nyata sulit, maka dari itu ia butuh melarikan diri dengan cara melamun secara ekstrem. Jadi maladaptive daydreaming ini dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk melarikan diri dari rasa sakit emosional, kemudian menciptakan kehidupan yang sempurna di pikiran mereka. 

Penyebab seseorang mengalami maladaptive daydreaming ialah karena pernah mengalami trauma, kekerasan, dan kesepian. Perbedaan berkhayal biasa dengan berkhayal maladaptive daydreaming ini ialah terletak dari bagaimana khayalan dapat membuat keterikatan emosional yang kuat dengan individu. Keterikatan emosional dapat menggantikan perasaan sakit hati atau trauma di dunia nyata. Kondisi mental seperti ini dapat mengakibatkan penderitanya mengalami tekanan klinis dan gangguan fungsi kesehatan. Namun perlu diketahui bahwa maladaptive daydreaming ini nggak termasuk ke dalam kategori gangguan mental, karena nggak terdapat di dalam buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorders (DSM-V). 

Seorang penderita maladaptive daydreaming dapat merasa senang, sedih, bahkan sampai tertawa dan menangis ketika tenggelam dalam khayalan tersebut. Gejala umum yang dialami maladaptive daydreaming seperti khayalan yang berlangsung sangat lama sampai sulit dihindari, khayalan yang sangat mendalam, melamun karena dipicu oleh rangsangan eksternal yaitu menonton film atau mendengarkan musik, gangguan tidur, sulit fokus, dan membuat ekspresi saat sedang melamun yaitu melakukan gerakan tubuh yang berulang atau disertai dengan berbicara. Lalu bagaimana cara berhenti menjadi maladaptive daydreaming?

Cara Berhenti Menjadi Maladaptive Daydreaming
Berikut beberapa cara yang dapat membantumu untuk berhenti menjadi seseorang yang maladaptive daydreaming:

  1. Tingkatkan Kualitas Tidur
    Pastikan bahwa kamu memiliki waktu tidur yang berkualitas di malam hari yaitu dengan minimal waktu tidur selama 8 jam. Apabila kamu merasa waktu tidur kamu selama ini kurang, maka kamu memiliki kewajiban untuk meningkatkan waktu tidurmu menjadi lebih berkualitas agar dirimu nggak merasa kelelahan. 
  1. Mencatat Pola
    Pahami gejala yang kamu rasakan dengan mencatat di buku harian mengenai penyebab maladaptive daydreaming yang kamu rasakan. Misalnya kamu jadi sering menghayal dan melamun setelah menonton film drama. Nah kamu jadi tahu untuk berhenti dulu mengkonsumsi film-film drama tersebut. Nanti ketika kamu sudah mulai berhenti kecanduan menghayal, kamu dapat pelan-pelan mulai menonton lagi. Cara ini seperti ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat menghindarinya di waktu yang akan datang. 
  1. Melakukan Terapi
    Apabila maladaptive daydreaming yang kamu rasakan sudah sangat mengganggu kenyamanan dirimu cobalah untuk pergi ke psikolog atau terapis untuk mendapatkan cognitive behaviour therapy (CBT), dimana terapi ini akan membantumu dalam mengendalikan keinginan untuk terjebak di dunia khayalan. 
  1. Memberitahu Orang Terdekat
    Jika kamu sudah memahami gejala dan pola dari maladaptive daydreaming yang kamu rasakan, nggak ada salahnya loh untuk memberitahu orang terdekatmu. Jadi ketika kamu sudah tenggelam dan terjebak dalam khayalan, orang terdekatmu dapat membangunkanmu dari fantasi yang kamu rasakan tersebut. 

Menghayal itu sebuah hal yang wajar untuk dilakukan dan bahkan kita seringkali melakukannya. Tetapi kalau kamu menghayal secara berlebihan dapat berdampak negatif dan mengganggu kondisi dirimu. Bahkan kalau sudah mengganggu kenyamanan dirimu dapat menjadi sebuah masalah. Apabila khayalanmu sudah sangat mengganggu aktivitasmu di dunia nyata, jangan ragu untuk segera meminta pertolongan ke orang terdekatmu atau pergi ke profesional seperti psikolog agar dirimu mendapatkan penanganan yang lebih tepat. Kamu perlu ingat bahwa menghayal itu boleh dilakukan, tetapi jangan lupa kalau kita hidup di dunia nyata yah!. 

Referensi:

https://digest.bps.org.uk/2018/06/25/people-with-maladaptive-daydreaming-spend-an-average-of-four-hours-a-day-lost-in-their-imagination/
https://www.healthline.com/health/mental-health/maladaptive-daydreaming
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fpsyt.2018.00194/full
https://www.medicalnewstoday.com/articles/319400

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *