Apakah kamu selalu merasa nggak sabar ingin bertemu pasangan, dan selalu ingin mengetahui kabarnya hingga mengirimnya pesan secara terus-menerus, bahkan sampai mengekangnya? Hati-hati hal yang mungkin kamu anggap cinta ini sebenarnya adalah obsesi.
Perbedaan Cinta dan Obsesi
Beberapa orang beranggapan bahwa sebuah perilaku obsesif merupakan sebuah tanda cinta dalam sebuah hubungan. Padahal perasaan cinta dan obsesi sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita terbiasa melihat romantisasi di film maupun buku-buku yang banyak berperan dalam membuat salah kaprah mengenai persepsi antara cinta dan obsesi yang sebenarnya. Misalnya dalam kisah Romeo dan Juliet dianggap sebagai kisah cinta romantis klasik, dimana sebenarnya terselip perilaku obsesif. Salah satunya ialah saat mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bunuh diri bersama. Maka dari itu kamu perlu mengenali perbedaan antara cinta dan obsesi, agar dirimu nggak terjebak dalam hubungan obsesif yang akan membahayakan dirimu. Berikut beberapa perbedaan yang perlu kamu ketahui:
- Cinta Berdasarkan Rasa Percaya
- Cinta Membuatmu Berkembang, Obsesi Mengekang
- Obsesi Perasaan Kecanduan, Cinta Menghargai Perbedaan
- Obsesi Dekat Dengan Delusi
- Obsesi Penuh Penyangkalan, Cinta Terbuka Akan Kesalahan
Perasaan obsesif yang pasanganmu miliki penyebabnya bukanlah kekurangan yang ada pada dirimu sebagai pasangan. Melainkan ini bisa menjadi tanda adanya gangguan mental pada pasanganmu. Perilaku obsesif yang muncul dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam hubungan percintaan, bisa menjadi salah satu gejala gangguan mental yaitu post traumatic stress disorder (PTSD), obsessive-compulsive disorder (OCD), gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder, dan attachment disorder. Namun diantara keempat gangguan tersebut, yang paling sering dikaitkan dengan perilaku obsesif pada percintaan ialah attachment disorder. Hal tersebut bisa terjadi karena disaat seseorang nggak bisa membentuk ikatan atau attachment yang sehat dengan orang lain, maka akan memengaruhi bagaimana cara ia berperilaku dalam suatu hubungan.
Terjebak dalam sebuah hubungan yang salah satunya memiliki perilaku obsesif ialah hal yang sangat melelahkan dan bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan mental dan fisikmu. Apabila dirimu merasa bahwa pasanganmu menunjukkan ciri-ciri cinta yang posesif, sudah sangat membuat dirimu nggak nyaman, dan kamu merasa sudah nggak bisa menghadapinya sendirian. Sebaiknya kamu berkonsultasi dengan psikolog agar mendapatkan cara yang lebih tepat untuk menghadapi hubungan tersebut, akan lebih baik jika dirimu juga bisa mengajak pasanganmu untuk berkonsultasi bersama ke psikolog.