“Kok kulit aku bisa mulus dan nggak jerawatan ya, padahal aku gak pakai skincare apapun lohh”
“Duh sebel banget berat badanku turun, jadi bajuku pada gak muat deh”
“Kok bisa yaa aku keterima kerja di company besar, padahal aku gak pinter banget”
Pernahkah kamu mendengar temanmu mengeluh, tetapi justru tersirat pamer di dalamnya? Atau justru dirimu sendiri juga melakukan hal ini? Dalam dunia psikologi perilaku ini disebut dengan humble bragging.
Apasih itu humble bragging? Yuk simak bareng-bareng!
Humble Bragging
Humble Bragging merupakan sebuah kondisi dimana seseorang memamerkan sesuatu yang ada pada dirinya sendiri secara terselubung, namun dikemas dengan cara membuat sebuah pernyataan yang mengkritik atau merendahkan dirinya sendiri. Hal ini dilakukannya untuk menarik perhatian orang lain atas pencapaian dirinya. Sederhananya humble bragging ialah budaya pamer, yang dilakukan seseorang dengan mengeluh dan bercerita tetapi sebenarnya tersirat pamer di dalamnya. Penyebab seseorang melakukan humble bragging karena sulit untuk dapat disukai orang lain dan pamer disaat bersamaan. Jadi, perlu dikemas dengan cara sedemikian rupa agar nggak terlihat terang-terangan.
Tujuan utama dari seseorang melakukan humble bragging adalah untuk menghindari rasa kurang nyaman ketika sedang membanggakan sesuatu di hadapan orang lain. Selain itu tujuannya untuk membuat orang lain terkesan, hal ini dijadikannya cara untuk meningkatkan harga diri dan membuat orang lain lebih respect terhadap dirinya. Seseorang yang melakukan humble bragging biasanya karena adanya rasa malu karena memiliki pengalaman pernah merasa gagal dan nggak terkoneksi dengan orang lain. Humble bragging juga terjadi karena kebiasaan yang selalu ditanamkan yaitu menyembunyikan kesuksesan dan jangan memamerkan kepada orang lain. Sehingga menimbulkan kerendahan hati dengan maksud terselubung. Lalu bagaimana cara yang dapat kamu lakukan agar nggak terjebak dengan humble bragging?
Cara Mengatasi Humble Bragging
Berikut beberapa cara yang dapat membantumu dalam mengatasi humble bragging:
- Pisahkan Pamer dan Apresiasi
Belajar untuk menilai mana yang termasuk pamer dan mana yang termasuk apresiasi pada pencapaian diri sendiri. Ketulusan yang sebenarnya ada pada apresiasi, bukan pamer. Kamu boleh membanggakan pencapaian yang sudah kamu raih berkat kerja kerasmu, tetapi seimbangkan dengan empati agar nggak terjadi humble bragging.
- Jangan Terlalu Fokus Pada Perasaan Negatif
Ketika memamerkan sesuatu, jangan terlalu fokus pada perasaan negatif. Kamu dapat melakukannya dengan cara mengenali perasaan dan emosi apa yang saat ini sedang kamu rasakan.
- Asah Sikap Empati
Kamu perlu mengasah sikap empatimu terhadap orang lain, sehingga kamu nggak sembarangan memamerkan sesuatu dan sesuai dengan kondisi. Karena bisa jadi menurutmu itu hal yang biasa, tetapi menurut orang lain itu hal yang sangat menyedihkan. Nggak semua pencapaian harus dipamerkan, belajar untuk menyesuaikan dengan waktu dan kondisi yah.
- Jangan Terjebak Pada Kompetisi
Pada saat ini banyak sekali orang yang berlomba-lomba untuk menunjukkan pencapaian mereka. Sehingga menimbulkan rasa iri, tetapi lebih baik nggak fokus pada hal itu. Hilangkan rasa untuk menyaingi orang lain dengan cara pamer, karena kita nggak pernah tau perjuangan mereka di balik pencapaiannya seperti apa.
Setiap dari kita pasti pernah melakukan humble bragging, baik secara sadar maupun nggak sadar. Tetapi perlu diketahui bahwa humble bragging nggak efektif dalam membuat orang lain terkesan atau memiliki kesan positif pada dirimu. Justru akan membuatmu dipandang palsu atau nggak tulus. Lebih baik mengeluh apa adanya atau pamer secara terang-terangan, ketika seseorang pamer tanpa dikemas dengan humble bragging akan lebih dihargai ketulusannya. Jadi apakah sekarang kamu masih mau melakukan humble bragging, merendah untuk meroket? Coba mulai tanyakan pada dirimu sendiri!
Referensi: