Death is what gives life meaning. To know your days are numbered and your time is short. You’d think after all this time I’d be ready. But look at me. Stretching one moment out into a thousand… just so that I can watch the snow (The Ancient One)
Jika inferensi saya tidak salah, sepertinya tiga hal tersebut yang menimbulkan rasa penasaran para sineas Barat. Ya, Waktu, Kematian dan Tuhan. Waktu menjadi topik yang dibahas dengan visualisasi sangat menarik dalam film Alice in the wonderland: Through looking glass, Sang waktu membekukan ‘waktu’ si pembuat Topi, Alice meninjau masa lalu untuk memperbaiki, melihat apa yang terjadi di masa lalu untuk memahami.
Seperti itu juga, nampaknya yang menarik untuk divisualisasi dalam Dr. Strange. Kemampuan yang menjadikannya memperoleh sebutan master oleh sang leluhur, adalah ketika ia bisa menguasai waktu, memutar waktu seenaknya ke belakang dan ke depan. Sebuah ketrampilan yang disebut Sang Leluhur sebagai menentang hal alamiah dari alam semesta.
Satu hal yang menggelitik, ilmu pengetahuan Barat yang materialis dan pragmatis, tiba-tiba dikalahkan oleh kepercayaan timur yang surealis dan transenden. Ilmu mistis, kanuragan, tenaga dalam yang mungkin juga di kenal dan dipercaya di sini, di Indonesia, muncul dalam visualisasi yang warna-warni dan supercanggih.
Mistisisme tentu ada dalam semua agama, bahkan Islam memiliki kisah mistis perjalanan Nabi Muhammad ke Sidratil Muntaha, menembus langit ke tujuh, dan menemui Nabi-nabi terdahulu, yang telah tiada. Bahasa yang digunakan tentu berbeda, Islam menyebutnya ruh, dlm film ini disebut sebagai dimensi Astral. Apakah yang disebut Tiada? Apakah berarti tidak ada? Atau ada tetapi kita tidak bisa menjangkaunya? Berada dalam dimensi yang berbeda? (semua sudah dijelaskan dlm Al-qur’an, tapi tentu rasa penasaran Sains, menjadikannya nikmat utk dibicarakan)
Saya jadi ingin membaca latar belakang Scott derickson sutradara film ini. Konon, ia hanya menggandrungi satu saja superhero Marvel, ya si Dr. Strange ini. Ia pengagum seni psychadelic. Psychadelic adalah istilah yg digunakan utk menyebut subkultur grup pengguna LSD, obat2an yang menghasilkan halusinasi, persepsi alternatif. Efek seperti mengonsumsi LSD juga nampak pada mereka yang mengalami transendensi, semacam memasuki dunia kesadaran lain, altered consciousness. Seperti Ali bin Abi Thalib yang kakinya dioperasi tanpa obat bius, tetapi meminta dioperasi dlm keadaan shalat. Seperti kita jika berhasil shalat khusyu’. Apakah kita sering berhasil shalat khusyu? Tanya pada diri kita sendiri, hehe.
Kita semua memiliki pengalaman transenden, sangat personal, personal-relevan, subyektif, yang kemudian membentuk kepercayaan, believe. Seperti memercayai Nabi telah tiba di Sidratil Muntaha, Abu Bakar percaya tanpa bertanya-tanya.
Jadi, nampaknya memang demikian. Scott Derick, penasaran pada waktu, kematian dan Tuhan. Cuma, siapakah yang Esa yang disebut2 dalam percakapan Strange dan Kaecialious (salah apa bener spelingnya yak?).
Demikianlah, saya sedang menduga2 saja, dan iseng menuliskannya, untuk Anda.
“Time will tell you how much I love you” pesan Christine pada Strange Nah! lagi-lagi bahkan cinta dititipkan pada waktu