Mana yang lebih berbahaya? Kecanduan Alkohol atau Pornografi?”

“Lebih berbahaya Pornografi!” kata saya

“Karena kecanduan alcohol dan narkoba memiliki tanda-tanda fisik yang terlihat: mata merah, mulut berbau alcohol, bicara tidak jelas,  jalan tidak lurus, akal tidak cemerlang,  sementara pecandu pornografi tidak akan terlihat secara fisik. Ia bahkan tidak mempengaruhi cara berpikir analitis dan logika seseorang. Apapun peran sosialnya: mau professor, doktor,  ustadz, pendeta, rabbi, biksu, pedanda, pejabat public, politisi, menteri, presiden,  ayah yang baik, ibu yang baik, jika terpapar pornografi dan kecanduan, semua peran sosial itu hilang pada saat ia sakaw pornografi dan akan cenderung permisif terhadap seksualitas yang menyimpang!” tandas saya.

Iya, kecanduan pornografi sangat berbahaya karena pornografi addict adalah silent disorder.  Beberapa waktu yang lalu, suami saya mengirimkan video viral tentang anak perempuan 4 tahunan yang menonton video porno dari gawai entah milik siapa, sementara ibunya asik sendiri menonton pengantin di sebuah perhelatan perkawinan Saya terkesiap!  

Kami cukup lama membahas hal ini, betapa tidak amannya dan sulitnya kehidupan anak-anak zaman sekarang. Sebagai peneliti saya sangat ingin mengetahui apa yang akan terjadi pada kehidupannya 10 sd 15 tahun kedepan, terutama kehidupan psikoseksualnya. Karena paparan apapun yang dikonsumsi oleh manusia pada masa-masa perkembangannya akan memberikan dampak yang signifikan pada kehidupannya, itulah yang saya percayai hingga saat ini.

Apa sih pornografi? Sebegitu berbahayanya? Kan setelah nonton bisa saja lupa?! Tidak! Jika apa yang kita tonton, mengaktifasi pusat kesenangan (reward system) di otak kita. Anda tentu tidak lupa pertama kali seseorang yang sudah lama Anda taksir, akhirnya menyatakan cintanya pada Anda bukan? Nah! Seperti itulah cara kerja pusat kesenangan. Manusia memiliki kecenderungan untuk mengulang semua yang mengandung unsure kesenangan.  Dan itu semua inherent di dalam diri kita. Pornografi adalah :  Interpretasi visual (grafis) yang salah tentang seksualitas. Mendistorsi konsep tentang seksualitas dengan cara menjadikan seks sebagai obyek, berakibat berubahnya sikap, perilaku seksual.

Yak, begitulah. Pornografi akan mengubah persepsi kita terhadap seksualitas, yang semula sebuah aktifitas penuh cinta dan kasih sayang dengan pasangan sah kita, dan bertujuan untuk prokreasi, dan reproduksi demi berlangsungnya peradaban, menjadi terdistorsi menjadi sebuah obyek untuk memuaskan syahwat ansich! Bukankah seks memang untuk memuaskan? Ya, itu salah-satunya, bagian kecil saja. Tetapi jika menjadi tujuan, maka seluruh aktifitas itu akan menjadi aktifitas yang berbahaya, karena untuk memuaskan, pelaku tidak akan pandang bulu: mau sah atau tidak, melanggar norma agama/sosial atau tidak, cinta atau tidak,  bahkan menarik atau tidak fisik atau wajah sasaran, tidak lagi jadi pertimbangan!   KPAI (2017) mencatat bahwa perilaku penyimpangan seksual umumnya dipicu konsumsi pornografi.

  • Masih ingat beberapa tahun yang lalu, mahasiswi baik-baik (bahkan berjilbab) diperkosa, nenek-nenek diperkosa, anak kecil diperkosa?  Dengan fenomena ini kita tidak bisa mengatakan tidak ada gunanya berpakaian menutup, toh diperkosa juga! Ini logika sesat! Sebab pemerkosa seringkali tidak memandang atribut, tetapi ia memandang mangsanya sebagai obyek! Ini tentu disebabkan oleh berbagai faktor, selain faktor diri pelaku, juga  rangsang eksternal yaitu konsumsi pornografi!  Bagaimana efek Pornografi pada kita?
  • Efek pada Pikiran   Mengubah sikap dan persepsi ttg relasi seks 
    Toleransi thd sex abnormal, agresi seks,perselingkuhan, perkosaan 
  • Mulai memandang wanita /pria dan anak-anak sebagai obyek seks untuk memenuhi kesenangannya dan bukan sebagai manusia  Efek pada Tubuh 
  • Pada otak menciptakan adiksi, kecanduan. Sebab pada saat terpapar otak melepaskan hormon kesenangan (dopamine) yang mengaktifkan pusat kesenangan di otak. Menciptakan ketergantungan  Meningkatkan resiko perilaku seks menyimpang, hub.seks diluar pernikahan  Efek pada Psikologis
  • Mempengaruhi kondisi emosi seseorang 
  • Mengurangi kepuasan seksual dengan pasangan, menjadi kurang lekat dengan pasangan 
  • Pasangan merasa dikhianati, tidak lagi percaya, dan merasakan kemarahan 
  • Mendorong pada perselingkuhan bahkan perceraian 
  • Pelaku sering merasa malu, rasa bersalah, kurang percaya diri dan merasakan ketidakpastian seksual 

Bagaimana jika pasangan kita mengonsumsi pornografi? Ingatlah bahwa pornografi mengaktifkan pusat kesenangan, itu berarti tanda bahwa kita harus waspada: pasangan kita kurang senang hidupnya. He/she is unhappy. Tentu sebagai pasangan kita harus mengerti bukan? Bukannya justru menghakimi dan menyalahkan, ia perlu ditolong. Bagaimana cara menolongnya sedangkan kita sendiri merasa tersinggung karena dia mengonsumsi hal yang menyinggung perasaan kita?

  • Tenangkan diri, gunakan mindset bahwa kita ingin menolong dirinya
  • Berpikirlah positif, bahwa ia mengonsumsi pornografi bukanlah karena kekurangan diri Anda
  • Jangan menyinggung kebiasaannya mengonsumsi pornografi
  • Fokuslah pada perilaku yang ingin dijadikan alternatif selain mengonsumsi pornografi
  • Bicaralah dengan baik-baik, tentang bagaimana melakukan hubungan suami-istri yang menyenangkan bagi dia? Ingatlah bahwa kita ingin memberi alternatif reward system yang lebih sehat untuknya
  • Jika dia sudah memberitahukan fantasi dia tentang hubungan suami-istri yang menyenangkan, rencanakan bersamanya
  • Tariklah perhatian dia, untuk beraktifitas sehat seperti olahraga bersama, memasak bersama jika memang menginginkan suasana romantis, rencanakan berdua
  • Kreatiflah dalam berhubungan dengannya

Bahaya Pornografi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *