Judul Buku :Between Shades of Gray
Pengarang: Ruta Sepetys
Genre : Novel
Penerbit: Nourabooks
Halaman: 365 hlm
Seperti yang sudah lama saya percayai, bahwa kehidupan kita yang sesungguhnya ada di dalam diri kita, bukan di luar sana. Apa yang ada di dalam diri kita akan tinggal selamanya, dan apa yang di luar sana, akan direnggut jika saatnya tiba. Maka sesuatu yang tumbuh di dalam diri kitalah yang sesungguhnya menyelamatkan kita dan bukan sebaliknya.
Jika demikian, maka bahkan perang paling mengerikankan pun tidak akan mampu merenggut kesejatian kita sebagai manusia, sebab kita telah selesai dengan peperangan di dalam diri kita sendiri.
Menurut saya, itu hal penting sekaligus indah yang diceritakan dalam novel perang ini. Dalam setiap halamannya, saya seperti menyaksikan langsung apa yang terjadi pada keluarga Elena, Lina (15 tahun), Jonas (10 tahun) dan Kostas Vilkas keluarga seorang rektor sebuah universitas di Lithuania yang dipisahkan oleh Invasi Soviet, pada tahun 1941. Mereka di ciduk NKVD (sekarang KGB), pada Juni 1941 bahkan masih dengan pakaian tidur mereka, untuk melakukan kerja-paksa di Siberia. Dan bahkan Ruta, membutuhkan sekian bab untuk menceritakan kemana NKVD membawa mereka. Sungguh, apa yang tidak bisa diprediksi selalu menyiksa psikologis manusia,memunculkan rasa takut dan kekhawatiran yang menggerogoti pikiran kita.
Seperti juga yang saya percayai dan tentu saja itu berasal dari Muhammad Saw, bahwa perang besar kita adalah menaklukkan diri kita sendiri, dan bukan peperangan melawan manusia. Demikianlah yang diceritakan dalam novel ini. Pengasingan dan kerja-paksa yang dilakukan Soviet pada orang-orang yang dideportasi adalah kejahatan perang, tiba-tiba saya seperti menemukan betapa bersyukur kita hidup di bumi yang masih diberikan kedamaian seperti Indonesia ini. Bahkan pemikiran seaneh apapun tak serta-merta membuat kita ditangkap atau dihilangkan paksa, tidak selalu.
Perang adalah keadaan tersulit manusia. Sebab yang tak memicu peperangan justru merasakan akibat terberatnya dan terus-menerus diteror dengan segala yang tak bisa dimengerti, menggerus semua yang semula ada didalam diri kita. Maka karakter asli kita akan dimunculkan olehnya. Penakut, pembenci, pengecut, egois, atau sebaliknya kokoh, kuat, penolong, kebaikan hati. Lina dan Jonas begitu beruntung memiliki ibu dan ayah dengan karakter yang terakhir. Karakter itu yang membuat mereka menjadi pemenang, atas Invasi Soviet pada Lithuania, sebuah negara yang bahkan pernah hilang dari peta dunia karenanya bersama dengan Estonia dan Slatvia.
Krasivaya, cantik dan kuat seperti itulah karakter Elena dan akhirnya muncul pada Lina putrinya.
Dan sungguh pada dasarnya hal tersulit yang terjadi dalam hidup tidak akan mampu merenggut kemanusiaan kita jika kita masih memiliki harapan, dan perang bahkan hampir memusnahkan hal itu tentu saja, kecuali sebagian kecil manusia yang mengerti bahwa tidak ada yang tidak berakhir di dunia ini, kecuali kita mengizinkannya untuk berakhir. Novel sepanjang 365 halaman ini membuat saya tidak berhenti membaca, caranya memenggal alur dan memilih diksi selalu mengandung pertanyaan-pertanyaan penting yang akan terus berusaha kita cari jawabannya pada bab-bab berikutnya.
Saya menyukai kisah-kisah cinta romantis yang tidak cengeng, maka kisah Andrius dan Lina sepasang remaja yang dipertemukan dalam peperangan itu menyediakannya. Harapanlah yang menghidup-hidupi hidup kita, sebab kita mati jika tak lagi memilikinya. Seperti Elena akhirnya yang tumbang karena cerita tentang Kostas, atau Ona yang hilang akal, saat bayinya mati dan keributan yang dihasilkan karena hilangnya harapan darinya, membuat NKVD menembak kepalanya.
Please, rawatlah harapan dalam diri Anda.
Betapa sulit untuk tetap waras dalam kesulitan yang mencekik. Tetapi sungguh manusia akan menjelma sekuat baja dan sebijaksana para ulama, saat bisa melewatinya. Bacalah buku ini, saya yakin Anda akan menemukan diri Anda!
“Pada puncak musim dingin, akhirnya aku tahu bahwa di dalam diriku terdapat musim panas yang tak tertaklukkan”
-Albert Camus-