Pernah nggak, sih, di satu waktu kamu teringat soal sesuatu yang bikin kamu sakit hati banget sampai sekarang? Rasanya ada dendam yang terpendam, yang diam-diam menghantui pikiran dan perasaan. Sewaktu-waktu mungkin lupa, tapi sakit hatinya belum pernah benar-benar ‘sembuh’. Kalau pernah, mungkin udah saatnya, lho, buat kamu berdamai sama dendam itu. Baca penjelasan di bawah, yuk!

Psikologi di Balik Dendam

Dendam bertalian dengan identitas—identitas sebagai seorang yang ‘teraniaya’, kata seorang psikoterapis dari Amerika, Nancy Colier. Seseorang yang punya dendam terutama dalam kurun waktu lama berpegang pada identitas ini. Dengan identitas sebagai orang yang teraniaya, pernah tersakiti, atau menerima ketidakadilan, kemarahan dan rasa ‘menjadi korban’ yang ada di diri seseorang yang punya dendam jadi beralasan.

Identitas tersebut juga bisa berbuah hal lain; simpati, kekuatan, pemahaman dari orang lain. Selain peristiwa di masa lalu itu sendiri yang bikin sakit hati, identitas yang melekat pada dendam ini jadi alasan kenapa dendam bisa awet mendekam di dalam diri. Sebagai ‘korban’, seolah-olah ada hak untuk memperoleh perhatian lebih dan perlakuan berbeda yang di waktu lalu nggak diperoleh lewat peristiwa yang meninggalkan dendam itu sendiri. Maka meskipun kadang terasa jelas sebagai beban bagi perasaan, dendam nggak semudah itu dilepaskan.

Tapi identitas tersebut nggak memberikan ‘keuntungan’ yang sepadan dengan beban emosional dari dendam itu sendiri. Nggak bikin ingatan akan peristiwa yang menyakitkan itu hilang, nggak bikin pulih dari rasa sakit hatinya. Sebaliknya, dendam justru bisa jadi penghalang bagi hal-hal baik yang mengarah pada pemulihan. Ini dia kenapa nggak seharusnya kamu menyimpan dendam terlalu lama.

Berdamai dengan Dendam secara Perlahan

Soal perasaan tentunya nggak bisa main-main. Memaafkan bukan perkara mudah apalagi dengan sakit teramat sangat yang tertinggal di hati. Tapi, berdamai sama dendam nggak sekadar soal memaafkan orang yang jadi penyebabnya, tapi juga soal mencintai diri sendiri. Kamu bisa, kok, berdamai sama semua dendam terpendam itu pelan-pelan. Dirangkum dari laman Psychology Today, berikut ini beberapa langkah yang mungkin bisa kamu coba.

1. Menjadi orang pertama yang menawarkan penyelesaian

Nggak semua orang berani mengkomunikasikan, bahkan mengonfrontasi orang lain yang menimbulkan sakit hati bagi mereka. Kalau kamu berani melakukannya, mengklarifikasi, syukur-syukur menyelesaikan masalah, kamu udah maju satu langkah buat berdamai sama semua dendam dan rasa sakit hati itu.

2. Cari kesamaan motif dengan orang yang jadi penyebab sakit hatimu

Kesan bahwa orang yang menyakiti kamu adalah musuh kadang muncul dan nggak bisa dihindari. Untuk itu, coba pikirkan kesamaan yang mungkin ada di antaramu dan dia dalam kaitannya dengan tindakan orang itu yang menyakiti kamu. Boleh jadi, kamu sendiri berpeluang punya motif yang serupa ke orang lain. Menyadari ini bisa bikin kamu lebih legowo terhadapnya.

3. Berdamai, bukan melupakan

Kalau sebatas melupakan, artinya kamu memendam ingatan dan rasa sakit hatinya. Efek dari sekadar melupakan bisa terasa positif buat sementara waktu, tapi buat jangka panjang, belum tentu. Yang sebaiknya dilakukan adalah berdamai, termasuk ikhlas melepaskan ‘identitas’ sebagai pihak yang pernah merasa sakit hati.

4. Lakukan demi diri sendiri

Sekali lagi, berdamai sama dendam nggak sekadar soal memaafkan orang yang jadi penyebabnya, tapi juga soal mencintai diri sendiri. Dengan melepaskan beban perasaan berupa dendam, itu berarti kamu melakukan hal yang baik buat diri kamu sendiri. Meringankan perasaan, pikiran, dan bisa mencapai tujuan yang lebih berarti di dalam hidup.

Berdamai sama dendam beserta rasa sakit hatinya jelas nggak mudah, tapi kalau kamu upayakan, bukan buat orang lain, kok, manfaatnya. Melainkan, buat diri kamu sendiri. Pada akhirnya tetap diri kamu sendiri yang punya kendali penuh buat bikin hidup jadi lebih sejahtera. Semangat!

Referensi:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/fulfillment-any-age/201901/5-ways-get-over-grudge
https://www.psychologytoday.com/us/blog/inviting-monkey-tea/201503/why-we-hold-grudges-and-how-let-them-go

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *