Bukan hal aneh melihat penggemar begitu berdedikasi untuk idolanya, dari mulai berkorban waktu, materi, hingga mungkin perasaan. Sayangnya, ada juga penggemar yang sampai terobsesi dengan sosok sang idola. Cukup banyak ditemukan kasus di mana penggemar bisa mengikuti kemanapun idolanya pergi, tidak suka idolanya bersanding dengan orang lain, merasa tidak bisa hidup tanpa sang idola, atau perilaku berlebihan lainnya. Apakah kamu pernah menyaksikan ataupun mengalami hal-hal seperti itu?
Setiap orang pasti memiliki sosok yang diidolakan. Hanya saja, beberapa orang barangkali kehilangan kendali dalam melakukannya hingga timbul perilaku-perilaku seperti yang disebut di atas. Kalau sudah begitu, baik si penggemar maupun idolanya, keduanya bisa sama-sama dirugikan. Perilaku yang demikian inilah yang disebut celebrity worship syndrome.
Tentang Celebrity Worship Syndrome
Celebrity worship syndrome (CWS) mencakup perilaku obsesif berupa pengidolaan yang berlebihan terhadap selebritas. Termasuk di dalamnya ialah ketertarikan berlebihan pada detail kehidupan pribadi idola, stalking, berkhayal memiliki hubungan spesial dengan idola, hingga terobsesi bahkan menjadikan mereka sebagai pusat kehidupan. Meski idola bisa saja merupakan orang-orang seperti politisi, penulis, atau lainnya, riset membuktikan bahwa perilaku obsesif seperti celebrity worship ini lebih mungkin ditujukan kepada mereka yang berasal dari dunia hiburan (bintang film, pemusik, dan lain-lain).
Kedengarannya CWS memang hanya disematkan pada perilaku pengidolaan yang sudah benar-benar parah, namun faktanya sindrom ini juga dapat bermula dari perilaku-perilaku yang mungkin masih dianggap biasa dalam mengidolakan selebritas. Misalnya saja, memantau jadwal kesibukan idola setiap harinya, atau rela menghabiskan sejumlah uang yang cukup banyak untuk membeli barang yang berkaitan dengannya.
Ukuran celebrity worship berada dalam sebuah kontinum dimensi yang terdiri dari 3 tingkatan atau level, yaitu entertainment-social (hiburan dan sosial), intense personal (perasaan personal yang intens), dan borderline pathological (gangguan kepribadian ambang patologis). Di level entertainment-social, ketertarikan pada selebritas muncul karena kemampuannya dalam menghibur orang lain dan menjadi pusat perhatian. Level intense-personal sudah melibatkan lebih banyak perasaan personal yang intens, kompulsif, seperti seolah-olah amat merasakan apa yang sang idola rasakan. Jika sudah di tahap borderline pathological, perilaku pengidolaan sudah memunculkan perilaku dan fantasi tak terkontrol terhadap orang yang diidolakan, yang bahkan dalam beberapa kasus, bisa sampai kepada tindakan ilegal seperti mengikuti diam-diam atau mengancam kekasih mereka.
Dampak Celebrity Worship Syndrome
Celebrity worship sendiri secara umum dapat menimbulkan dampak positif dan juga negatif. Mengidolakan selebritas sebagai bagian dari hiburan dan inspirasi disebut akan menjadikan seseorang lebih optimis, ramah, bahkan bahagia. Namun, begitu berkembang menjadi perilaku obsesif berupa sindrom, celebrity worship menjadi lebih berat pada sisi negatifnya.
Celebrity worship syndrome pada level di mana pengidolaan dilakukan dengan melibatkan alasan-alasan pribadi, misalnya melibatkan perasaan romantis, atau keinginan mengetahui dan dekat dengan kehidupan pribadi sang idola, dapat menimbulkan kecenderungan lebih besar untuk merasa stres, cemas, depresi, berlaku secara tak terkendali, hingga memiliki body image yang buruk. Ini semua bukan sesuatu yang bersahabat bagi kesehatan mentalmu.
Mengidolakan selebritas yang notabene memiliki bakat serta dikenal dan disukai banyak orang tentunya merupakan hal yang lumrah dilakukan. Namun, tidak kalah penting untuk mengidolakan secara sehat agar fungsi-fungsi kehidupan pribadi yang dijalani sehari-hari tidak terganggu olehnya.
Seperti Apa Cara Mengidolakan yang Sehat?
Mengidolakan para selebritas secara berlebihan bahkan terobsesi pada mereka akan membuatmu sibuk pada dunia semu dan kurang memperhatikan apa yang berada dekat di sekitar. Belum lagi, efeknya yang tidak baik bagi kesehatan mental. Mengidolakan orang lain secara sehat tidak akan mengganggu baik kehidupanmu maupun orang yang kamu idolakan. Untuk mewujudkan ini, berikut hal-hal yang bisa diterapkan.
1. Jadikan idola sebagai inspirasi untuk mengembangkan diri.
2. Miliki kesibukan lain yang bermanfaat untuk dilakukan sehari-hari.
3. Batasi diri dalam hal keinginan mengikuti kehidupan selebritas maupun mencurahkan perasaan padanya.
4. Alihkan rasa kagum yang dimiliki untuk melakukan berbagai kegiatan positif bersama sesama penggemar, seperti menyelenggarakan charity.
Yang berlebihan itu sering kali tak baik dampaknya. Jangan sampai kegiatan yang seharusnya menyenangkan justru membawa dampak tak mengenakkan, terutama untuk kesehatan mentalmu. Selama bisa kamu pastikan bahwa mengidolakan selebritas tidak akan membuatmu terobsesi dengannya, sah-sah saja, kok, melakukannya!
Referensi:
Sansone, R. A. (2014). “I’m your number one fan” — A clinical look at celebrity worship. Innov Clin Neurosci, 11(1-2), 39-43.
www.psychologytoday.com/intl/blog/in-excess/201307/celebrity-worship-syndrome?amp