Mungkin kamu pernah melihat orang disekitarmu yang mood atau suasana hatinya sering kali berubah-ubah. Sesaat ia senang tetapi kemudian ia mendadak berubah menjadi sedih, atau jangan-jangan dirimu sendiri yang sedang mengalaminya?
Sebagai seorang manusia sudah sewajarnya kita memiliki mood sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang sedang kita hadapi. Namun apabila mood-mu berubah terlalu sering, bisa jadi kamu orang yang moody-an. Apa sih itu moody?
Moody
Moody merupakan istilah yang berasal dari kata ‘mood’, yang dalam Bahasa Inggris berarti ‘suasana hati’. Secara bahasa, moody dapat dijelaskan sebagai suatu sifat atau kondisi ketika seseorang mengalami perubahan mood yang fluktuatif atau tidak beraturan. Namun secara psikologi, moody adalah kualitas berubahnya suasana hati dimana seseorang dapat tiba-tiba menjadi marah, murung, dan sedih dengan mudahnya. Menurut The British Journal of Psychiatry, moody lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dan yang mengalaminya berada di rentang usia 16 hingga 24 tahun.
Seseorang yang mengalami moody dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama karena adanya ketidakseimbangan hormon dimana hormon estrogen berperan dalam perubahan suasana hati saat premenstrual syndrome (PMS). Pada periode ini kadar estrogen perempuan naik dan turun secara drastis, sehingga hal tersebut menyebabkan perubahan mood dan perilaku. Faktor yang kedua karena stres dan kelelahan. Ketiga karena adanya gangguan kesehatan mental, seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), depresi, gangguan bipolar, dan lain sebagainya. Nah yang terakhir bisa disebabkan karena dirimu sedang mengalami masa pubertas, dimana pada masa tersebut kamu sedang mengalami perubahan emosional, fisik dan psikologis. Sehingga mood-mu dapat dengan mudah berubah-ubah. Lalu bagaimana cara yang bisa kamu lakukan, agar nggak mudah moody?
Cara agar Tidak Mudah Menjadi Orang yang Moody
- Belajar Mengelola Stres
Mempelajari mengelola stress bisa membantu kamu untuk mengatasi moody. Caranya dengan mencoba berlatih meditasi, deep breathing, yoga, dan praktik mindfulness lainnya.
- Tidur yang Berkualitas
Memiliki jam tidur yang berkualitas dapat menjauhkan dari banyak penyakit, termasuk mudah marah dan moody. Tidur dengan durasi 7 sampai 8 jam sudah sangat cukup dan berkualitas. Seberapa sempitnya waktu tidurmu, setidaknya kamu harus melalui satu siklus tidur (sleep cycle). Artinya adalah kamu perlu melewati satu kali fase deep sleep, karena hal tersebut penting untuk kesehatan fisik dan mental. Deep sleep adalah posisi dimana kamu sedang tertidur lelap, dan tidak bermimpi.
- Olahraga Rutin
Berolahraga sangat membantu meminimalisir perubahan suasana hati. Saat berolahraga, tubuh menghasilkan hormon endorfin yang baik untuk mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Bisa dimulai dengan olahraga ringan 5 kali seminggu selama 15-30 menit.
- Hindari Makanan yang Mengandung Kafein, Alkohol, dan Gula
Kafein memang membuat kita merasa segar, tetapi juga dapat membuat perasaan cemas dan gugup semakin buruk. Alkohol adalah zat penenang yang dapat memperburuk mood atau membuat kamu berperilaku nggak rasional. Sedangkan makanan manis, meskipun lezat dapat menyebabkan perubahan kadar gula darahmu. Ketiga zat stimulan dan depresan ini bisa mengubah keadaan normal kamu dan membuat suasana hati berubah lebih buruk.
Moody mungkin sulit untuk kita hindari, tetapi bisa kita minimalisir dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. Salah satu yang signifikan adalah dengan berolahraga yang teratur, sehingga dapat membantumu merelaksasi pikiran. Kemudian untuk para perempuan, saat memasuki masa premenstrual syndrome (PMS), kamu bisa mengalihkan pikiran dengan mencoba melakukan berbagai kegiatan menyenangkan yang membuat mood-mu menjadi lebih baik.
Ketika perubahan mood-mu yang terjadi sudah sangat mengganggu kenyamanan dirimu dan mengganggu aktivitasmu sehari-hari, nggak ada salahnya loh untuk berkonsultasi ke profesional seperti psikolog, psikiater, ataupun ke dokter agar kamu bisa mendapatkan penanganan yang lebih tepat.
Referensi :
Brome. M.R., K.E.A Saunders., P.J Harrison., and S. Marwaha. (2015). Mood instability: significance, definition and measurement. The British Journal of Psychiatry. 2015 Oct; 207(4): 2. DOI 10.1192/bjp.bp.114.158543